Minggu, 22 Desember 2019

TAK BISA KE LAIN HATI

🌹🌻 TAK BISA KE LAIN HATI

💎 -kisah kesetiaan abadi Ummu Darda terhadap suaminya-

➖➖➖➖

🌼 Hari itu, Ummu Darda' bergumam dalam doanya,

اللَّهُمَّ إِنَّ أَبَا الدَّرْدَاءِ خَطَبَنِي فَتَزَوَّجَنِي فِي الدُّنْيَا، اللَّهُمَّ فَأَنَا أَخْطُبُهُ إِلَيْك،َ وَأَسْأَلُكَ أَنْ تُزَوِّجَنِيهِ فِي الْجَنَّةِ

"Duhai Allah, sesungguhnya Abu Darda' telah resmi melamarku, dan mengikat daku dalam mahligai pernikahan di dunia ini. 

Oleh karena itu Ya Allah, kini Aku meminangnya, dan  memintanya kepadamu, agar nanti engkau nikahkan daku dan dia di JannahMu kelak."

🏡 Mendengar hal itu,  Abu Darda' lantas membalasnya dengan mengatakan,

فَإِنْ أَرَدْتِ ذَلِكَ فَكُنْتُ أَنَا الأَوَّلَ فَلا تَتَزَوَّجِي بَعْدِي

"Jika engkau memang menginginkan hal itu, maka Aku adalah cintamu yang pertama. Dan, janganlah engkau menikah lagi dengan pria lain sepeninggalku nanti."

🌙 Berlalu masa, akhirnya Abu Darda' lebih dahulu wafat meninggalkan dunia ini.

🌷 Kala itu, Ummu Darda' dikenal seorang wanita yang berparas cantik dan begitu gemulai.

💢 Berselang waktu, sahabat Muawiyah datang untuk meminang Ummu Darda. Namun Ummu Darda' menolak hasrat baik tersebut dengan mengatakan;

لا وَاللَّهِ لا أَتَزَوَّجُ زَوْجًا فِي الدُّنْيَا حَتَّى أَتَزَوَّجَ أَبَا الدَّرْدَاءِ إِنْ شَاءَ اللَّهُ فِي الْجَنَّةِ

"Tidak, demi Allah. Sungguh Aku tak akan menikah lagi di dunia ini, sehingga nanti dengan izinNya, Allah nikahkan kembali Aku dan Abu Darda' di JannahNya kelak."

📖  Hilyatul Auliya, 1/224 


✅ KETERANGAN:

🍃 Ummu Darda' memohon dalam doanya seperti itu, karena di Jannah kelak, seorang wanita akan disandingkan kembali dengan suaminya yang terakhir ia nikahkan saat di dunia. Sebagaimana disebutkan dalam hadits:

أَيُّمَا امْرَأَةٍ تُوُفِّيَ عَنْهَا زَوْجُهَا فَتَزَوَّجَتْ بَعْدَهُ فَهِيَ لِآخِرِ أَزْوَاجِهَا

“Wanita manapun yang ditinggal mati suaminya, kemudian si wanita menikah lagi, maka dia menjadi istri bagi suaminya yang terakhir.” 
📖  (HR. Ath-Thabarani dalam Al-Mu'jam Al-Washith dari Abu Darda'. Dishahihan oleh Al-Imam Al-Albani dalam Ash-Shahihah 3/275) 

🏞 Dengan cara itu, Ummu Darda' berharap Allah satukan kembali dirinya dengan Abu Darda di JannahNya kelak. Wallahu a'lam (pen)


📝 Diterjemahkan Oleh: Ustadz Abdul Wahid at-Tamimi hafizhahullah

#Fawaidumum #cinta #kesetiaan #suami_istri
〰〰➰〰〰

📠 Dikutip dari channel @warisansalaf

Jumat, 13 Desember 2019

ABU BAKR MENJADI SEBAB HIDAYAH SEKELOMPOK ORANG DAN MEMERDEKAKAN HAMBA SAHAYA MUSLIM

💐📝ABU BAKR MENJADI SEBAB HIDAYAH SEKELOMPOK ORANG DAN MEMERDEKAKAN HAMBA SAHAYA MUSLIM

Abu Bakr ash-Shiddiq radhiyallahu anhu adalah orang yang mulia. Beliau juga berdakwah mengajak orang-orang mulia lain masuk Islam. Beberapa di antaranya adalah orang-orang yang dijamin masuk Surga oleh Nabi, yaitu az-Zubair bin al-Awwam, Utsman bin Affan, Tholhah bin Ubaidillah, Sa’ad bin Abi Waqqash, Abdurrahman bin Auf (al-Bidayah wan Nihayah libni Katsir (3/39)).

أَبُو بَكْرٍ فِي الْجَنَّةِ وَعُمَرُ فِي الْجَنَّةِ وَعُثْمَانُ فِي الْجَنَّةِ وَعَلِيٌّ فِي الْجَنَّةِ وَطَلْحَةُ فِي الْجَنَّةِ وَالزُّبَيْرُ فِي الْجَنَّةِ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ فِي الْجَنَّةِ وَسَعْدٌ فِي الْجَنَّةِ وَسَعِيدٌ فِي الْجَنَّةِ وَأَبُو عُبَيْدَةَ بْنُ الْجَرَّاحِ فِي الْجَنَّة

Abu Bakr di Surga, Umar di Surga, Utsman di Surga, Ali di Surga, Tholhah di Surga, az-Zubair di Surga, Abdurrahman bin Auf di Surga, Sa’ad di Surga, Said di Surga, Abu Ubaidah di Surga (H.R atTirmidzi)

✅Memerdekakan Hamba Sahaya yang Disiksa Karena Keimanan Mereka

Hati beliau benar-benar penyayang. Tak tahan melihat orang lain menderita. Terlebih lagi jika orang-orang itu adalah pihak yang lemah yang disiksa karena beriman kepada Allah. 

Setidaknya ada 7 orang hamba sahaya yang Abu Bakr merdekakan agar terlepas dari penderitaan siksa dalam Islam. Dengan sebab perbuatan itulah Allah Ta’ala memberikan gelar kepada Abu Bakr sebagai orang yang sangat bertakwa, menginfaqkan hartanya untuk menyucikan dirinya. Ikhlas karena Allah, bukan karena membalas jasa kepada siapapun.

أَنَّ أَبَا بَكْرٍ الصِّدِّيقَ أَعْتَقَ سَبْعَةً كُلَّهُمْ يُعَذَّبَ فِي اللَّهِ، بِلالًا، وَعَامِرَ بْنَ فُهَيْرَةَ، وَالنَّهْدِيَّةَ وَابْنَتَهَا، وَزِنِّيرَةَ، وَأُمَّ عِيسَى، وَأَمَةَ بَنِي الْمُؤَمِّلِ، وَفِيهِ نَزَلَتْ: " وَسَيُجَنَّبُهَا الْأَتْقَى " ، إِلَى آخَرِ السُّورَةِ".

Sesungguhnya Abu Bakr as-Shiddiq memerdekakan 7 orang (hamba sahaya) yang semuanya disiksa karena Allah, yaitu Bilal, ‘Aamir bin Fuhayroh, anNahdiyyah dan putrinya, Zinniiroh, Ummu Isa, dan hamba sahaya wanita Bani al-Muammil. Karena Abu Bakr itulah, turun firman Allah :
وَسَيُجَنَّبُهَا ٱلۡأَتۡقَى ١٧ ٱلَّذِي يُؤۡتِي مَالَهُۥ يَتَزَكَّىٰ ١٨ وَمَا لِأَحَدٍ عِندَهُۥ مِن نِّعۡمَةٖ تُجۡزَىٰٓ ١٩ إِلَّا ٱبۡتِغَآءَ وَجۡهِ رَبِّهِ ٱلۡأَعۡلَىٰ ٢٠ وَلَسَوۡفَ يَرۡضَىٰ ٢١ 

Dan orang-orang yang sangat bertakwa akan dijauhkan darinya (Neraka). Yaitu orang-orang yang memberikan hartanya untuk menyucikan dirinya. Bukan karena adanya kebaikan dari orang lain yang akan dibalasnya. Semata-mata pemberian itu dilakukannya dalam rangka mengharapkan Wajah Rabbnya (ikhlas karena Allah) Yang Paling Tinggi. Maka sungguh dia akan ridha (akan pemberian Rabbnya)(Q.S al-Lail ayat 17-21)(riwayat Ibnu Abi Hatim dalam Tafsirnya dari Urwah bin az-Zubair)

(dikutip dari buku "Sirah Sahabat bag ke-1", Abu Utsman Kharisman, penerbit atTuqa Yogyakarta)


💡💡📝📝💡💡
WA al I'tishom

Minggu, 01 Desember 2019

MENDULANG FAIDAH BERHARGA DARI KISAH ABU THALIB, PAMAN RASULULLAH صلى الله عليه و سلم

📖
MENDULANG FAIDAH BERHARGA DARI KISAH ABU THALIB, PAMAN RASULULLAH صلى الله عليه و سلم 


Berkata al-Imam al-Bukhari dalam shahih beliau:

Telah bercerita pada kami Abul Yaman, dia berkata:Telah mengabarkan pada kami Syu'aib dari az-Zuhri, dia berkata: telah mengabarkan padaku Sa'id ibnul Musayyib dari bapaknya, dia berkata:
"Ketika Abu Thalib menjelang wafat, Rasulullah shallallaahu 'alayhi wa sallam mendatanginya. Beliau mendapati Abu Jahl dan Abdullah bin Abi Umayyah ibnul Mughirah di sisinya. Beliau pun bersabda:
"Wahai pamanku, katakan "لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ " sebuah kalimat yang dengannya aku akan berhujjah membelamu di sisi Allah."

👎🏻Berkata Abu Jahl dan Abdullah bin Abi Umayyah:" Apakah engkau membenci agama Abdul Muththalib?" Maka Rasulullah shallallaahu 'alayhi wa sallam terus menerus menawarkan kalimat tersebut (tahlil) dan mereka berdua pun mengulang-ulang kalimat tersebut.

👎🏻Hingga Abu Thalib mengucapkan akhir kalimat yang dia ucapkan pada mereka:" di atas agama Abdul Muththalib." Dan enggan untuk mengucapkan "لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ." Maka Rasulullah shallallaahu 'alayhi wa sallam bersabda:" Demi Allah, aku pasti akan memintakan ampun untukmu pada Allah selama aku tidak dilarang."
🔹Lalu Allah menurunkan ayat (artinya):
"Tidak pantas bagi Nabi dan orang-orang yang beriman untuk memintakan ampun (pada Allah) bagi orang-orang musyrik walaupun orang-orang musyrik itu adalah kerabatnya, sesudah jelas bagi mereka bahwa orang-orang musyrik itu  adalah penghuni Jahannam." (Q.S. At-Taubah:113). 🔸Dan Allah menurunkan ayat tentang Abu Thalib, Dia berfirman kepada Rasulullah shallallaahu 'alayhi wa sallam (artinya):" Sesungguhnya engkau tidak dapat memberi hidayah pada orang yang engkau cintai akan tetapi Allah lah yang memberi hidayah pada orang yang Dia kehendaki." (Q.S. Al-Qashash:56)

📝 Berkata al-'Allamah 'Ubaid al-Jabiri hafizhahullah:

Diantara fiqh hadits ini:

1⃣. Pada hadits ini terdapat (penjelasan) bahwasanya seseorang yang sama sekali belum pernah beramal kebaikan, jika menutup umurnya dengan persaksian " لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ  " dia dihukumi dengan Islam dan berlaku padanya hukum-hukum sebagai muslimin.

2⃣. Jika seandainya Abu Thalib mengucapkan kalimat ikhlas (لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ ) ketika Rasulullah shallallaahu 'alayhi wa sallam memerintahkannya, niscaya kalimat itu bermanfaat untuknya.

3⃣. Bahayanya taklid (mengikuti tanpa dalil orang yang tidak pantas menjadi dalil) dan bahwasanya hal itu adalah termasuk sebab terbesar yang dapat memalingkan dari kebenaran.

4⃣. Bahayanya mengagungkan para pendahulu (nenek moyang) dari kalangan kaum kafir.

5⃣. Bahwasanya tidak ada seorang makhluk pun yang berkuasa atas hidayah taufik dan penerimaan.

6⃣. Bolehnya mengunjungi orang kafir yang sakit, bersamaan dengan mendakwahinya kepada agama Islam.

7⃣. Haramnya beristighfar untuk orang yang mati di atas kesyirikan.

📕Imdaadul Qaari bi syarh kitabit tafsir min shahihil Bukhari (3/182-183)

〰〰〰〰〰〰〰〰

🇸🇦

حَدَّثَنَا أَبُو اليَمَانِ، أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، قَالَ: أَخْبَرَنِي سَعِيدُ بْنُ المُسَيِّبِ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: لَمَّا حَضَرَتْ أَبَا طَالِبٍ الوَفَاةُ، جَاءَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَوَجَدَ عِنْدَهُ أَبَا جَهْلٍ، وَعَبْدَ اللَّهِ بْنَ أَبِي أُمَيَّةَ بْنِ المُغِيرَةِ، فَقَالَ: " أَيْ عَمِّ قُلْ: لا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ كَلِمَةً أُحَاجُّ لَكَ بِهَا عِنْدَ اللَّهِ " فَقَالَ أَبُو جَهْلٍ، وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي أُمَيَّةَ: أَتَرْغَبُ عَنْ مِلَّةِ عَبْدِ المُطَّلِبِ؟ فَلَمْ يَزَلْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْرِضُهَا عَلَيْهِ وَيُعِيدَانِهِ بِتِلْكَ المَقَالَةِ، حَتَّى قَالَ أَبُو طَالِبٍ آخِرَ مَا كَلَّمَهُمْ: عَلَى مِلَّةِ عَبْدِ المُطَّلِبِ، وَأَبَى أَنْ يَقُولَ: لا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «وَاللَّهِ لَأَسْتَغْفِرَنَّ لَكَ مَا لَمْ أُنْهَ عَنْكَ» فَأَنْزَلَ اللَّهُ: {مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَنْ يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ} [التوبة: ١١٣] وَأَنْزَلَ اللَّهُ فِي أَبِي طَالِبٍ، فَقَالَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّ

AKU INGIN DILUPAKAN SAJA-Kisah haru detik-detik wafatnya Aisyah-

🌷💦 
AKU INGIN DILUPAKAN SAJA
-Kisah haru detik-detik wafatnya Aisyah-
○○○○○○○○○

📝 Ibnu Abi Mulaikah berkisah,

💢 Satu hari, Dzakwan budaknya 'Aisyah meminta izin untuk  bertemu dengan 'Aisyah. Saat Aku datang, kebetulan ada keponakannya yang bernama Abdullah bin Abdurrahman sedang berada tepat di sisi kepala 'Aisyah yang sedang terbaring.

▫️ Lantas Aku berkata:

"Abdullah bin Abbas minta izin masuk untuk menemuimu."

💦 Saat itu merupakan detik-detik menjelang wafatnya Aisyah.

🔻 Kemudian, keponakannya membisikkan ketelinga Aisyah prihal kedatangan Ibnu Abbas sambil mengatakan:

"Ibnu Abbas minta izin masuk untuk menemuimu."

🔻 Lalu Aisyah menjawab:

❗️ "Jangan suruh Ibnu Abbas masuk. Saat ini Aku tidak membutuhkannya, dan tidak pula mengharapkan pujian darinya."

"Wahai Ibu, sesungguhnya Ibnu Abbas merupakan di antara anak-anakmu yang shalih. (Alangkah baiknya jika engkau izinkan dia masuk) untuk menyampaikan salam langsung kepadamu dan melepas kepergianmu." Terang keponakannya.

☑️ Aisyah menjawab:

"Baiklah, jika kamu mau, persilahkan dia masuk menemuiku."

🏡 Akhirnya, Dzakwan pun segera membawa masuk Ibnu Abbas. Lantas Ibnu Abbas mengucapkan salam, kemudian duduk. Setelah itu Ibnu Abbas berkata:

➖ "Bergembiralah, wahai Aisyah."

➖ "Apa sebabnya?." Tanya Aisyah.

✔️ Ibnu Abbas menjawab:

مَا بَيْنَكِ وَبَيْنَ أَنْ تَلْقَيْ مُحَمَّدًا ﷺ وَالْأَحِبَّةَ إِلَّا أَنْ تَخْرُجَ الرُّوحُ مِنَ الْجَسَدِ

🌸 "Saat ini tidak ada lagi penghalang antara pertemuanmu dan Nabi Muhammad beserta keluarganya, melainkan sebatas keluarnya ruh dari jasad (yaitu kematian)."

كُنْتِ أَحَبَّ نِسَاءِ رَسُولِ اللَّهِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ، وَلَمْ يَكُنْ رَسُولُ اللَّهِ يُحِبُّ إِلَّا طَيِّبًا
🌷 "Engkau adalah istri Rasulullah yang paling beliau cintai. Ketahuilah, tidaklah Rasulullah mencintai seseorang kecuali yang baik."

وَسَقَطَتْ قِلَادَتُكِ لَيْلَةَ الْأَبْوَاءِ فَأَصْبَحَ رَسُولُ اللَّهِ لِيَطْلُبَهَا حِينَ يُصْبِحُ فِي الْمَنْزِلِ، فَأَصْبَحَ النَّاسُ لَيْسَ مَعَهُمْ مَاءٌ فَأَنْزَلَ اللَّهُ أَنْ تَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا، فَكَانَ ذَلِكَ مِنْ سَبَبِكِ وَمَا أَذِنَ اللَّهُ لِهَذِهِ الْأُمَّةِ مِنَ الرُّخْصَةِ
 
📌 "Di saat kalungmu terjatuh di Abwa' pada malam hari, Rasulullah memilih tetap bertahan di sana guna mencarinya hingga pagi hari. Sampai-sampai, saat itu orang-orang tak mendapati air (untuk bersuci).

Kemudian Allah menurunkan sebuah ayat: 

تَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبً
ا
"Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik bersih."

Semua itu terjadi karena sebabmu. Dan tidaklah Allah menurunkan keringanan tersebut bagi umat ini, kecuali semuanya karena hal itu."

فَأَنْزَلَ اللَّهُ بَرَاءَتَكِ مِنْ فَوْقِ سَبْعِ سَمَاوَاتٍ، جَاءَ بِهَا الرُّوحُ الْأَمِينُ فَأَصْبَحَ لَيْسَ مَسْجِدٌ مِنْ مَسَاجِدِ اللَّهِ يُذْكَرُ فِيهِ إِلَّا هِيَ تُتْلَى فِيهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ

💢 "Dari atas langit yang ke tujuh, Allah menurunkan untukmu pernyataan bebas (terhadap tuduhan zina yang disematkan kepadamu), melalui sebuah ayat yang dibawa oleh Ar-Ruh Al-Amin (yaitu malaikat Jibril). Sehingga, tidak ada satu masjid pun yang di dalamnya disebut nama Allah, kecuali ayat itu selalu dilantunkan siang dan malam."

☑️ Lalu Aisyah berkata:

دَعْنِي مِنْكَ يَا ابْنَ عَبَّاسٍ فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوَدِدْتُ أَنِّي كُنْتُ نَسْيًا مَنْسِيًّا.

"Sudahlah, tinggalkan Aku wahai Ibnu Abbas. Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, Aku hanya berharap andai saja menjadi seorang yang terlupakan manusia."

📝 [Shahih. Diriwayatkan oleh Ibnu Sa'ad (w. 230 h) dalam kitabnya Ath-Thabaqat, 8/87]

🌎 Sumber: Channel Telegram Asy Syaikh Arafat Al Muhammadi 
📝 Diterjemahkan oleh: Al-Ustadz Abdul Wahid at-Tamimi

●Channel Telegram istrishalehah
●Channel Telegram warisansalaf 
◎◎◎◎◎◎◎◎◎
📖 Arsip Fawaid Ilmiyah:
https://t.me/fawaidsolo

●●●●●●●●●

Asma’ Bintu An Nu’man al-Kindiyah

t.me/kumpulankisahislami
http://asysyariah.com

🍃🌸 *Cerminan Shalihah* 🌸🍃

🎀🌷🎀🌷🎀🌷🎀🌷
__________________

*Asma’ Bintu An Nu’man al-Kindiyah*
__________________
🌷🎀🌷🎀🌷🎀🌷🎀


✏ (ditulis oleh: Al-Ustadzah Ummu Abdirrahman bintu Imran)

📜 Kita tengok sejenak perjalanan kehidupan mulia Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam.

🌹💭 Pernah ada seorang wanita yang hampir-hampir menemani hidup beliau.

🌹🥀 Namun, Allah Subhanahu wa Ta'ala berkehendak, wanita itu urung menjadi sisian beliau.

• Tahun sembilan hijriah, datang an-Nu’man bin Abil Jaun dari suku Kindah ke Madinah.

• Dia menghadap Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam untuk berislam.

💬 Pada kesempatan itu, an-Nu’man menawarkan kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam,

💬 “Wahai Rasulullah, maukah engkau kunikahkan dengan seorang janda tercantik di kalangan Arab?

🌹 Dahulu dia ini istri anak pamannya, namun suaminya meninggal. Sekarang dia menjanda dan sangat ingin menjadi istrimu.”

✅ Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam menyetujui.

🎁 Bulan Rabiul Awwal tahun sembilan hijriah, menikahlah beliau dengan Asma’ bintu an-Nu’man bin Abil Jaun ibnul Aswad ibnul Harits bin Syarahil ibnul Jaun bin Akil al-Murar al-Kindiyah. Waktu itu, Asma’ masih ada di kampungnya.
Beliau serahkan mahar sebesar 12¼ uqiyah.

💬 “Wahai Rasulullah, jangan kau berikan mahar yang terlampau sedikit kepadanya,” pinta an-Nu’man.

💬 “Aku tak pernah memberikan mahar kepada satu pun dari istriku lebih dari itu, dan aku juga takkan meminta mahar untuk putri-putriku lebih dari itu,” jawab Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam.
✅ An-Nu’man menyetujui.

• Setelah itu dia mengatakan,

💬 “Wahai Rasulullah, utuslah orang untuk menemui istrimu dan membawanya kemari. Nanti aku akan menyertai utusanmu itu.”

• Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam mengutus Abu Usaid as-Sa’idi disertai an-Nu’man bin Abil Jaun.

🏠 Asma’ sedang berada di rumahnya ketika mereka berdua tiba.
 Asma’ mempersilakan masuk. Saat itu telah turun ayat hijab.

• Abu Usaid pun segera menjelaskan,

💬 “Sesungguhnya, istri-istri Rasulullah tak pernah dilihat oleh seorang lelaki pun.”

🏚 “Harus ada hijab antara engkau dan laki-laki yang berbicara denganmu, kecuali orang yang memiliki hubungan mahram denganmu,” lanjut Abu Usaid.

• Wanita beriman yang tunduk pada perintah Rabbnya.

🌹 Asma’ pun berhijab dari lelaki yang bukan mahramnya.
Abu Usaid tinggal di kampung Asma’ selama tiga hari. 

🚗 Setelah itu, dia mulai bersiap membawa Asma’ kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam.

• Dipasangnya sekedup di atas untanya. Di atas punggung unta itu, Asma’ bertolak menuju Madinah.
Tiba di Madinah, Abu Usaid menempatkan Asma’ di perkampungan Bani Sa’idah.

🛋 Para wanita Bani Sa’idah berdatangan menemui Asma’, mengucapkan selamat datang kepadanya.

🌹 Sekembali dari sana, mereka ramai memperbincangkan kecantikan Asma’ yang amat memesona. 

👗💨 Dalam sekejap, tersebarlah berita kedatangan Asma’ sekaligus kemolekannya ke seluruh penjuru kota Madinah.

💐 Berita itu didengar pula oleh ummahatul mukminin. Mereka pun mendatangi Asma’. 

• Kemudian salah seorang dari mereka mengatakan kepada Asma’,

💬❌ “Kalau nanti Rasulullah mendekatimu, ucapkanlah, ‘Aku berlindung kepada Allah darimu’.”

💭 Sementara itu, Abu Usaid memberitahukan kedatangannya bersama Asma’ kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam.

🏘 Beliau saat itu sedang berada di perkampungan Bani ‘Amr bin ‘Auf.

💬 “Wahai Rasulullah, aku telah datang membawa keluargamu,” Abu Usaid mengabarkan.

• Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam keluar diiringi Abu Usaid.

🚪 Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam masuk menemui Asma’. Beliau pun menutup pintu dan menurunkan satir. Lalu beliau berlutut sembari mengulurkan tangannya kepada Asma’.

💬 “Aku berlindung kepada Allah darimu,” ucap Asma’ tiba-tiba.

• Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam segera menahan dirinya dari Asma’.

💬 “Sesungguhnya, engkau telah memohon perlindungan kepada Dzat Yang Mahaagung. Kembalilah kepada keluargamu,” kata beliau.

• Beliau keluar kembali menemui Abu Usai

d,

❕ “Wahai Abu Usaid, bawalah dia kembali kepada keluarganya! Berikan kepadanya dua helai pakaian katun.”

🏠🚗 Kembalilah Asma’ bintu an-Nu’man ke tengah keluarganya.

💧🥀 Karena penyesalannya, ia selalu menyebut dirinya asy-Syaqiyah, wanita yang celaka.


💭Manakala Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam mengetahui apa yang membuat Asma’ mengatakan ucapan itu, beliau mengatakan, 

🗯“Mereka itu seperti wanita-wanita yang ada di masa Yusuf. Tipu daya mereka amatlah besar.”

📝 Ketetapan takdir memang telah mendahului bahwa Asma’ tidaklah termasuk dalam deretan ummahatul mukminin.


📌Asma’ bintu an-Nu’man meninggal pada masa pemerintahan ‘Utsman bin ‘Affan Radhiyallahu'anhu.

🎀 *Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala meridhai Asma’….*

 

📚
Sumber bacaan:

• al-Ishabah, al-Hafizh Ibnu Hajar al-’Asqalani (8/19—21)
• al-Isti’ab, al-Imam Ibnu ‘Abdil Barr (2/485—486)
• ath-Thabaqatul Kubra, al-Imam Ibnu Sa’d (10/138—142)
• Siyar A’lamin Nubala’, al-Imam adz-Dzahabi (2/257—260)


🍂🥀🍂🥀🍂🥀🍂🥀

Turut mempublikasikan:
__________________
📜 Kumpulan Kisah Islami
__________________

Qutailah bintu Shaifi

t.me/kumpulankisahislami
http://asysyariah.com


🌷🍃🌷🍃🌷🍃🌷🍃🌷🍃🌷🍃
_____________________

*Qutailah bintu Shaifi*
_____________________
🍃🌷🍃🌷🍃🌷🍃🌷🍃🌷🍃🌷


✒️ (ditulis oleh: Al-Ustadzah Ummu Abdirrahman)
_
————————

• Di antara sekian banyak sosok shahabiyat, dia mungkin tak banyak dikenal. 

• Namun, bagi orang yang menelaah kitab hadits, dia akan menjumpai nama wanita mulia ini. 

🌸 Dia, Qutailah bintu Shaifi al-Juhaniyah Radhiyallahu'anha. Dia termasuk para wanita yang berhijrah ke Negeri Habasyah pada hijrah yang pertama.

🌸 Tercatat satu hadits yang dia riwayatkan dari Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam. Qutailah menuturkan, 

• pernah datang seorang pendeta Yahudi kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam.

🗯 “Hai Muhammad!” ujar pendeta itu, “Kalian ini kaum yang paling baik seandainya kalian tidak berbuat syirik.”

❓ “Bagaimana itu?” tanya Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam.
❕ “Salah seorang di antara kalian bila bersumpah mengatakan ‘Demi Ka’bah’.” kata si pendeta.

• Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam diam sejenak. Lalu beliau menyatakan, 
“Barang siapa bersumpah, hendaknya bersumpah dengan nama Rabb Ka’bah!”

❗️“Hai Muhammad!” ujar pendeta itu lagi, “Kalian adalah umat terbaik seandainya kalian tidak menjadikan tandingan bagi Allah.”

❓“Bagaimana itu?” tanya Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam.
❕“Kalian mengatakan ‘Atas kehendak Allah dan kehendakmu’.” kata si pendeta.

• Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam kembali diam sejenak. Setelah itu beliau menyatakan, 

🗯 “Barang siapa ingin mengatakan ucapan itu, hendaknya mengatakan ‘Atas kehendak Allah kemudian kehendakmu’.”(1)

📚 Sumber bacaan:

– Al-Ishabah, al-Hafizh Ibnu Hajar al-’Asqalani (8/284)
– Ath-Thabaqatul Kubra, al-Imam Ibnu ‘Abdil Barr (10/292)
– Tahdzibul Kamal, al-Imam al-Mizzi (35/270—272)

📝 Catatan Kaki:

(1) Hadits ini diriwayatkan oleh al-Imam an-Nasa’i dalam al-Mujtaba (7/6) dan ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 986, al-Imam Ahmad dalam Musnad-nya (6/371 & 372), al-Imam ath-Thahawi dalam Musykilul Atsar (1/91 & 357), al-Imam al-Hakim dalam al-Mustadrak (4/297), beliau mensahihkannya dan disepakati oleh al-Imam adz-Dzahabi. Al-Hafizh Ibnu Hajar mengatakan dalam al-Ishabah (8/284), “Hadits sahih.”

📌📌📌📌📌📌📌📌📌📌📌📌

Turut Mempublikasikan:


📜 Kumpulan Kisah Islami


____________________

Raihanah Bintu Zaid

t.me/kumpulankisahislami

🌹📌🌹📌🌹📌🌹📌🌹📌🌹📌

    [     *Raihanah Bintu Zaid*    ]

🌹📌🌹📌🌹📌🌹📌🌹📌🌹📌

✒️ (ditulis oleh: Al-Ustadzah Ummu ‘Abdirrahman bintu ‘Imran)

 ______________
-------------------------

🍃 Peperangan Ahzab telah usai. Pasukan musuh yang berlipat ganda dilumpuhkan dengan pertolongan dari sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala , berupa angin yang kencang berembus memorakporandakan perkemahan musuh, membuat ciut nyali mereka. Ditambah lagi dengan turunnya pasukan malaikat utusan Allah Subhanahu wa Ta'ala dari langit.

• Bani Quraizhah, Yahudi sekutu musyrikin Arab, dalam peperangan ini pun harus menanggung akibat pelanggaran perjanjian mereka dengan kaum muslimin.

• Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menghinakan mereka melalui tangan tentara-tentara-Nya.

• Kini, tinggallah para tawanan yang sedang menunggu keputusan Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam tentang diri mereka…

🌷 Para wanita Bani Quraizhah dijadikan hamba sahaya, sementara para laki-laki dibunuh. Para tawanan wanita itu diperlihatkan di hadapan Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam.

• Di antara mereka ada seorang wanita bernama Raihanah bintu Zaid bin ‘Amr bin Khunafah bin Syam’un bin Zaid, dari Bani Nadhir. Suaminya yang sangat mencintainya, Al-Hakam dari Bani Quraizhah, mati terbunuh.

• Ketika melihatnya, Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam memilihnya untuk diri beliau. Beliau pun memerintahkan untuk memisahkan Raihanah.

🌷 Raihanah dibawa ke rumah Ummul Mundzir Salma bintu Qais An-Najjariyyah, dan tinggal di sana sampai urusan tawanan Bani Quraizhah selesai.

🌷 Setelah semua selesai, Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam datang menemui Raihanah di kediaman Ummul Mundzir. Melihat Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam masuk, Raihanah merasa amat malu.

• Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam pun memanggilnya dan mengajaknya duduk di hadapan beliau. Beliau menawarkan Raihanah agar masuk Islam. “Kalau engkau memilih Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Rasul-Nya, Rasulullah akan memilihmu untuk dirinya,” kata beliau. 

•Raihanah pun memilih Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Rasul-Nya Shallallahu'alaihi wa sallam.

🌷 Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam memerdekakan Raihanah dan menikahinya dengan mahar 12,5 uqiyah, seperti mahar beliau kepada istri-istri yang lain. Beliau bertemu Raihanah pada bulan Muharram tahun 6 H di rumah Ummul Mundzir, setelah Raihanah suci dari haidnya.

🌷 “Wahai Rasulullah,” ucap Raihanah, “Bila aku tetap menjadi sahayamu, itu lebih ringan bagiku dan bagimu.” Rasulullah memenuhi permintaan Raihanah, sehingga Raihanah tetap sebagai sahaya.

🌹 Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam sangat menyayanginya, beliau selalu memberikan apa yang diinginkan olehnya. Sampai-sampai ada yang mengatakan, “Seandainya saat itu kau minta pada Rasulullah agar Bani Quraizhah dibebaskan!”

🌹 “Beliau tidak pernah berduaan denganku sampai seluruh tawanan Bani Quraizhah selesai dibagikan,”
 jawab Raihanah.

🌹 Raihanah amat sangat cemburu kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam, sehingga beliau pun sempat menceraikannya. Perceraian ini sangat berat dirasa Raihanah. Hari-hari dilaluinya dengan terus menangis, hingga Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam pun merujuknya kembali.

🍃 Sepulang Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam dari menunaikan haji wada’, Raihanah kembali ke hadapan Rabbnya. Dia dimakamkan di pekuburan Baqi’.

📌 Raihanah bintu Zaid Radhiyallahu'anha, semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala meridhainya….

📚 Sumber Bacaan:

– Al-Ishabah, Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-‘Asqalani (8/146-147)

– Ath-Thabaqatul Kubra, Al-Imam Ibnu Sa’d (10/125-127)

– Azwajun Nabi, Al-Imam Muhammad bin Yusuf Ash-Shalihi Ad-Dimasyqi (hal. 231-233)


🖥 Sumber : asysyariah.com


📏📏📏📏📏📏📏📏📏📏📏📏


Turut Mempublikasikan:


📜 Kumpulan Kisah Islami 


_________

SAYA MALU PADA ANAK ITU

📝 SAYA MALU PADA ANAK ITU

Hari ini saya mendapat titipan donasi dari seorang anak, dan  saya merasa takjub sekaligus malu  pada  anak itu. Bukan karena jumlah yang dia berikan, tapi kisah di baliknya yang membuat saya malu.

Bagi sebagian kita, uang 15 ribu mungkin tidak seberapa. Hanya cukup untuk sebungkus nasi pecel di pinggir jalan.

Tapi tidak bagi anak ini, dia adalah seorang santri berusia 10 tahun di sebuah pondok pesantren. 

Di saat anak-anak yang lain merengek untuk minta dibelikan PS atau tablet untuk main game, anak tersebut bahkan mungkin tidak tahu apa itu PS.

Jatah jajan dari orangtuanya hanya 2000 rupiah per-hari. Dan hanya di hari-hari tertentu dia mendapat jatah Rp. 3.000,00.

Beberapa hari ini dia tidak jajan. Uangnya ditabung untuk membeli ikan cupang. Kebetulan hari hari ini sedang musim ikan cupang di kalangan anak anak. Setelah terkumpul beberapa ekor ikan dari hasil "puasa jajan" beberapa hari, dia menjual ikannya pada teman-temannya. Satu ekor untungnya seribu atau dua ribu rupiah. 
Ketika terjual, keuntungannya dibelikan kembali ikan cupang, begitu seterusnya. Sampai dia punya beberapa ekor ikan.

Dan hari ini, dia mendatangi saya menyerahkan uang 15 ribu rupiah, "Saya titip uang ini untuk disumbangkan pada korban gempa," katanya.

Uang itu bukan kelebihan jatah jajan, bukan pula hasil meminta pada orangtuanya, tapi uang itu adalah hasil usahanya. Dan dia berikan semua yang didapat dari hasil usahanya, tanpa menyisakan di sakunya. 
Ya, uang itu adalah hartanya seluruhnya. 

Saya menangis. Benar-benar menangis.

Saya terharu, saya malu, sekaligus bangga padanya. 

Bagaimana tidak, dia bukan anak orang yang mampu, jatah jajanan dari orang tuanya tidak lebih dari dua ribu. Sandal Capit yang dia pakai sudah putus di sana-sini, tapi dia tidak berfikir untuk beli sandal baru, atau jajanan yg dia suka. Tetapi dia memilih untuk memberikan semua uang miliknya untuk berbagi dengan sesama.

Jiwanya yang masih polos tergerak ketika melihat dan mendengar para orang tua, dan ustadz-ustadznya bercerita tentang korban bencana. Hatinya terpanggil untuk ikut berbuat melihat para orangtua menggalang dana.

Saya kembali menangis. Saya benar-benar menangis lagi.

Nak! Sungguh, akhlak dan kedermawananmu patut kami tiru...

Semoga Allah memberimu sifat dermawan sampai engkau dewasa dan menua.

Dan semoga Allah  ganti apa yg engkau infakan dengan yg lebih baik. Amiin.

digubah dari kisah nyata seorang tua

🌏 Ikuti update informasi dan programnya melalui:

✅ Channel Telegram:
https://t.me/pedulibencana

✅ Official Website:
https://pedulibencana.com

✅ Twitter:
(@peduli_bencana): https://twitter.com/peduli_bencana

✅ Email:
info@pedulibencana.com

✅ Contact Person:
▪+62 878-6426-2106 (Wil. Lombok) 
▪+62 857-5736-6967 (Wil. Palu)
▪+62 812-2733-7626 (Wil. Palu)
▪+62 852-5973-8752 (Umum)

#pedulilombok
#pedulipalu

SEMANGAT BELAJARMENGALAHKAN 🍗 SELERA MAKAN

🍝🌯 KISAH SALAF :

📖 SEMANGAT BELAJAR
MENGALAHKAN 
🍗 SELERA MAKAN

🌿 Ibnu Abi Hatim -rohimahulloh- berkata :

▫"Kami pernah tinggal di Mesir selama 7 bulan tidak pernah merasakan kuah masakan.

▫Hari-hari kami habis untuk menghadiri majelis-majelis ilmu guru-guru kami. Dan di malam hari kami sibuk menyalin dan saling mengoreksi pelajaran."

🌿 Beliau -rohimahulloh- juga mengisahkan :

▫"Suatu hari kami -aku dan temanku- hendak mendatangi majelis syaikh kami, namun teman-teman yang lainnya memberitahu kalau guru kami sedang sakit. 

▫Di jalan kami melihat ikan sedang dijual kamipun berminat membelinya. Ketika kami tiba di rumah, tiba-tiba datang berita bahwa taklim dimulai lagi dan kami tidak sempat memasak ikan tersebut demi menghadiri majelis ilmu.

▫Setelah berlangsung selama 3 hari kamipun pulang dan kami dapati ikan di rumah hampir-hampir busuk. 
Namun kami tetap menyantapnya dalam keadaan kadaluwarsa karena tidak ada waktu untuk menyerahkan kepada orang yang bisa memanggangnya."

🌿 Kemudian beliau berkata :

"ILMU TIDAK BISA DIRAIH DENGAN CARA SANTAI-SANTAI"

(As-Siyar :13/265-266, Tadzkiirotul-huffaadz : 3/830)

قال بن ابي حاتم رحمه الله:
(كنا بمصر سبعة أشهر لم نأكل فيها مرقة كل نهارنا مقسم لمجالس الشيوخ وبالليل النسخ والمقابلة 
قال فاتينا يوما أنا ورفيق لي شيخا فقالوا هوعليل فرأينا في طريقنا سمكة اعجبتنا فاشتريناها فلما صرنا إلى البيت حضر وقت مجلس فلم يمكننا إصلاحها ومضينا إلى المجلس فلم نزل حتى أتى عليها ثلاثة أيام وكادت أن تتغير فأكلناها نيئة لم يكن لنا فراغ أن نعطيها من يشويها ثم قال لايستطاع العلم براحة الجسد )

📔 السير(13 /265_266)
📗تذكرة الحفاظ(3/830)

 مصدر : مجموعة كيف نربي أولادنا

________________________

✍ Al-Ustadz Syamsu Muhajir Hafidzahullah

📝 Dzulqa'dah 1437 H

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
🔘 Salafy Malang Raya 🔘
Channel Resmi Salafy Malang Raya

"Menebar Sunnah Menjalin Ukhuwah"

📡 Join Channel:
@salafymalangraya

🌐 Website:
www.salafymalangraya.or.id
📡 Radio:
www.radio.salafymalangraya.or.id
📮 Channel:
https://telegram.me/salafymalangraya
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Turut BERBAGI 
↪️🌎http://t.me/salafylubuklinggau

https://t.me/CTIS_ChannelTelegramIlmuSyari

📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚

KEAJAIBAN SHODAQOH, Kisah Nyata Seorang Ayah di Yaman

KEAJAIBAN SHODAQOH

Kisah Nyata Seorang Ayah di Yaman~

Dikisahkan oleh:
Ustadz Mukhtar bin Rifa'i La Firlaz Hafizhahullah..

Beliau bercerita:

Dahulu di Yaman..
Ada seorang lelaki paruh baya yang rajin melaksanakan sholat berjamaah di masjid🕌, walaupun rumahnya jauh dari masjid..

Di kala itu belum ada penerangan listrik.. jadi penduduk masih menggunakan pelita🕯 sebagai penerang dalam gelapnya malam.

Orang itu berangkat di waktu maghrib dengan membawa pelita 🕯 dan makanan bersamanya..

Pelitanya ia gunakan untuk menerangi jalannya dan sebagai penerangan dimasjid🕌. Adapun makanan yang dia bawa sebagai santapan malamnya bersama orang yang sholat bersamanya.

Hal ini terus dilakukannya dan menjadi kebiasaannya untuk berbuat derma..

Suatu saat..
Dia dan anak-anaknya membutuhkan air untuk mengairi ladang mereka..
Akhirnya merekapun bersama-sama menggali sebuah sumur..

Ayahnya dibagian dalam untuk menggali, dan anak-anaknya berada diatas untuk membuang tanahnya..

Pacul terus beradu dengan tanah...
Lubang terus di gali..
Semakin dalam...
Dan semakin dalam..

Tiba- tiba...
Tanah diatasnya amblas...
Tiba-tiba tanah diatasnya runtuh dan menimbun sang ayah..

Hingga akhirnya ia pun tertimbun di dalam tanah yang dia tengah ia gali...

Anak-anaknya pun berusaha untuk menggali..
Mereka terus menggali, dan bertekad untuk dapat mengeluarkan ayah tercinta dari runtuhan tanah yang menimbunnya.

Namun sayang !
Usaha mereka tidak mendapatkan hasil...

Mereka sedih, karena sang ayah terkubur hidup-hidup didalam sumur itu...
Dan merekapun menyerahkan perkaranya kepada Allah..

Mereka pasrah dengan takdir yang telah ditetapkan oleh Allah..

Tak terasa setahun telah berlalu... dua.. tiga... empat.. Sampai enam tahun berlalu..

Ladang menjadi luas, dan butuh banyak air untuk pengairan.. Akhirnya merekapun berembuk untuk menggali sumur.

Namun dimana lagi tempat yang pas untuk mendapatkan air?
Merekapun bermusyawarah.. berembuk...

Akhirnya tidak mereka temukan tempat yang pas selain tempat yang dulu, dimana ayah tercinta terkubur dan terpendam didalamnya...

Apa yang harus diperbuat..
Apakah mereka tetap harus menggali, atau tidak.⁉️
Sementara tanaman dan ladang butuh untuk di beri air.

Biar gak lama penasarannya...
Kita lanjutkan ceritanya...

Merekapun bingung...
Disatu sisi mereka menganggap itu sebagai kubur sang ayah..
Disisi lain, mereka butuh tempat itu..
Mereka butuh sumur itu sebagai sumber air bagi ladang mereka...

Dan keputusan pun dipilih.

Dengan berat hati, mereka tetapkan Akan menjadikan (tempat)nya sebagai sumur ...

Sedianya lubang tetap akan digali kembali...
Kembali mereka menggali..
Kembali pacul beradu...

Tepat pada tempat dimana dulu ayahnya terkubur...

Dan sebuah kejadian mencengangkan terjadi..

Kejadian luar biasa yang menunjukkan rahasia ilahi.

Kejadian yang tidak mungkin bagi kita, bahkan bagi anak-anaknya untuk membayangkan dan menduga sebelumnya..

Apa itu⁉️ Betul-betul mencengangkan dan membuat mata tak mau berkedip..‼️

Apa yang mereka temukan di dasar sumur itu..?!
Apa⁉️ Sebuah jasad...

Tepatnya seorang tua yang masih bernyawa di dalam sumur!❗️
Bernyawa‼️

Na'am, bernyawa..

Ada orang hidup di dlam lubang itu. Na'am, shahih‼️

Ternyata sang ayah tercinta masih hidup..
Masih bernyawa...
Enam tahun.. Selama itukah??!! Apa ini benar dan mungkin ⁉️

Jawabnya: "Apa yang tak mungkin bagi Allah..⁉️"

Na'am. Ia benar-benar hidup..

Dengan rambut dan kuku yang panjang, sang ayah masih hidup didalam lubang selama enam tahun. Allahu akbar ‼️

"Idza qodhollahu bi amrin faqola lahu kun fayakun.."

Rahasia ilahi... Penasaran ya⁉️ Afwan ya sengaja. Kita lanjutkan lagi...

Mereka pun mengambil dan mengangkat ayahnya ke atas...

Walau dengan tampilan seperti itu...Walau waktu yang lama...Mereka masih mengenal... Itu ayah ku..‼️

Na'am.. Itu Ayah kami..

Selepas beberapa waktu, mereka menanyakan perihal yang terjadi.

Perkara yang tidak masuk akal ini. Rahasia dari keanehan ini.Bagaimana bisa sang ayah dapat bertahan didalam perut bumi, dalam waktu yang lama.

Tanpa makan dan minum. Tanpa bergerak, tanpa berganti busana, atau mandi sekalipun...

Sulit dinalar oleh akal ini. Enam tahun....
Ayah... Bisakah ayah ceritakan tentang kejadian ini ⁉️ Tanya anak-anaknya kepada sang ayah....

Sang ayahpun mulai mengisahkan...

Ketika ayah tertimbun di dalam tanah.. Terkubur didalam lubang itu....

Alhamdulillah ada lubang atau celah ⭕️ yang menjadi sebab ayah bisa bertahan hidup di dalamnya... Anak-anak nya terus mendengarkan dengan seksama... Dan sang ayahpun terus mengisahkan...

Dengan "goa"  itulah ayah tidak tertimbun dan tidak menjadi mayat di kala itu..

Lantas dari mana bisa bertahan selama ini?
Enam tahun, bukanlah waktu yang singkat...

Na'am..
Ayah hidup didalamnya selama itu.. tatkala gelap datang seseorang dengan membawa pelita dan makanan...

Dan ayah tak tahu siapa dia... Terus dan terus seperti itu.

Ada cahaya 🔆 yang menghampiri...
Menemani dalam kesendirian.
Menerangi dalam kegelapan...
Begitupun makanan..

Siap santap disaat lapar...
Terus menerus selama enam tahun..
MasyaAllah..

Sang Ayah pun mengingatkan.. mungkin ini merupakan pahala yang Allah segerakan dari apa yang ayah lakukan..

Dengan membawa pelita🕯 untuk menerangi orang sholat..
Dan memberi makan mereka yang sholat di masjid... MasyaAllah...

Dan memang benar..
Ketika mereka menemukan sang ayah di dalam lubang itu, ayahnya dalam keadaan bugar dan gemuk..

Tak ada tanda lemas ataupun kurus karena tak makan..

Dan ia pun tetap bisa bertahan hidup dalam perut bumi selama enam tahun..
MasyaAllah Allahu Akbar..
Wallah 'ala kulli sya'in qodiir..
Saudaraku, beramallah...

Bershodaqohlah‼️

Tidak akan rugi sedikitpun, apa yang telah antum keluarkan dijalan Allah..

Bisa jadi Allah membalas amalmu didunia dengan balasan yang disegerakan, atau di akhirat dengan jannah...


Catatan:
-----------
Kisah ini terjadi di propinsi Baidho' -yaman.
Sebagaimana dinyatakan sebagian ikhwah...
Ada yang menyatakan 6 thn, ada juga 7 thn, bahkan lebih dari itu...

Namun pastinya kisah ini ma'ruf dan benar-benar terjadi...

Ambillah pelajaran penting yang tersirat didalamnya...

Semoga kita selalu mendapatkan taufiq dari Allah Ta'ala agar senantiasa kokoh diatas Sunnah. Dan Semoga bermanfaat.

Wallaahu a'lam.


Diposting ulang oleh:
https://telegram.me/KumpulanKisahIslami
________________
Sumber:
Postingan al akh Rana Abdulloh di forward dari koordinator 1 forum KIS 3
via Whatsapp ITS2
BB Dakwah Ahlussunnah
www.forumdakwahahlussunnah.com
http://jalanistiqomah.blogspot.co.id
 KATEGORI : Kisah 143




Salafiyyah Batahan
الدعوة السلفية البتهانية.                   
----------------------.           
AD-DA'WAH AS-SALAFIYYAH AL-BATAHANIYAH, Upaya menghidupkan dan mengajak kaum muslimiin batahan kepada minhajun nubuwwah( jalan Nabi 'alihish sholatu wassalaam )
https://t.me/SalafyBatahan

KISAH-KISAH TELADAN MENAKJUBKAN TENTANG SEMANGAT MENUNTUT ILMU

📋🗒📋🗒📋🗒📋🗒📋🗒📋🗒📋🗒📋

https://t.me/syarhussunnahlinnisa

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
📕📗 KISAH-KISAH TELADAN MENAKJUBKAN TENTANG SEMANGAT MENUNTUT ILMU
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


⏲ Berikut ini adalah sepenggal kisah-kisah menakjubkan tentang kesungguhan para Ulama dalam menuntut ilmu. 
Semoga bisa menjadi pelajaran dan teladan bagi kita untuk bersemangat menjalankan aktifitas ilmiyyah : 
• menempuh perjalanan menghadiri majelis ilmu, 
• mencatat, 
• murojaah (mengingat kembali pelajaran yang sudah didapat), 
• membaca buku-buku para Ulama’, 
• merangkum, 
• meringkas, 
• menyadur dan menyalin tulisan para ulama, 
•mencatat faidah-faidah ilmu yang kita lihat dan dengar, 
• mendengarkan rekaman ceramah-ceramah ilmiyyah melalui file-file audio, dan semisalnya.

📖 Sesungguhnya menuntut ilmu adalah ibadah, bahkan menurut al-Imam asy-Syafi’i:

طَلَبُ الْعِلْمِ أَفْضَلُ مِنْ صَلَاةِ النَّافِلَةِ

"Menuntut ilmu lebih utama dibandingkan sholat Sunnah"

(Musnad asySyafi’i (1/249), Tafsir alBaghowy (4/113), Faidhul Qodiir (4/355))

📌 Kisah-kisah nyata berikut ini sebagian besar disarikan dari kitab alMusyawwaq ilal Qiro-ah wa tholabil ‘ilm karya Ali bin Muhammad al-‘Imran.


📒 KESABARAN DAN KESUNGGUHAN MENUNTUT ILMU

Ibnu Thahir al-Maqdisy berkata : 
"Aku dua kali kencing darah dalam menuntut ilmu hadits, sekali di Baghdad dan sekali di Mekkah. Aku berjalan bertelanjang kaki di panas terik matahari dan tidak berkendaraan dalam menuntut ilmu hadits sambil memanggul kitab-kitab di punggungku."


📒 BELAJAR SETIAP HARI

Al-Imam anNawawy setiap hari membaca 12 jenis ilmu yang berbeda (Fiqh, Hadits, Tafsir, dsb..)


📒 MEMBACA KITAB SEBAGAI PENGUSIR KANTUK

Ibnul Jahm membaca kitab jika beliau mengantuk, pada saat yang bukan semestinya. Sehingga beliau bisa segar kembali.


📒 BERUSAHA MENDAPATKAN FAIDAH ILMU MESKI DI KAMAR MANDI

Majduddin Ibn Taimiyyah (Kakek Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah) jika akan masuk kamar mandi berkata kepada orang yang ada di sekitarnya: Bacalah kitab ini dengan suara keras agar aku bisa mendengarnya di kamar mandi.


📒 40 TAHUN TIDAKLAH TIDUR KECUALI KITAB BERADA DI ATAS DADANYA

Al-Hasan alLu’lu-i selama 40 tahun tidaklah tidur kecuali kitab berada di atas dadanya.


📒 TIDAKLAH BERJALAN KECUALI BERSAMANYA ADA KITAB

Al-Hafidz alKhothib tidaklah berjalan kecuali bersamanya kitab yang dibaca, demikian juga Abu Nu’aim alAsbahaany 
 (penulis kitab Hilyatul Awliyaa’)


📒 MENJUAL RUMAH UNTUK MEMBELI KITAB

Al-Hafidz Abul ‘Alaa a-Hamadzaaniy menjual rumahnya seharga 60 dinar untuk membeli kitab-kitab Ibnul Jawaaliiqy


📒 KEMAMPUAN MEMBACA YANG LUAR BIASA

✏️Ibnul Jauzy  sepanjang hidupnya telah membaca lebih dari 20.000 jilid kitab

✏️Al-Khothib al-Baghdady membaca Shahih al-Bukhari dalam 3 majelis ( 3 malam), setiap malam mulai ba’da Maghrib hingga Subuh (jeda sholat)

☝️ Catatan : Shahih alBukhari terdiri dari 7008 hadits, sehingga rata-rata dalam satu kali majelis (satu malam) dibaca 2336 hadits.

✏️Abdullah bin Sa’id bin Lubbaj al-Umawy dibacakan kepada beliau Shahih Muslim selama seminggu dalam sehari 2 kali pertemuan (pagi dan sore) di masjid Qurtubah Andalus setelah beliau pulang dari Makkah.

☝️ Catatan : Shahih Muslim terdiri dari  5362 hadits

✏️Al-Hafidz Zainuddin al-Iraqy membaca Musnad Ahmad dalam 30 majelis (pertemuan)

☝️ Catatan : Musnad Ahmad terdiri dari 26.363 hadits, sehingga rata-rata dalam sekali majelis membacakan lebih dari 878 hadits.

✏️Al-‘Izz bin Abdissalaam membaca kitab Nihaayatul Mathlab 40 jilid dalam tiga hari (Rabu, Kamis, dan Jumat) di masjid.

✏️Al-Mu’taman as-Saaji membaca kitab al-Fashil  465 halaman (kitab pertama tentang Mustholah hadits) dalam 1 majelis.

✏️Salah seorang penuntut ilmu membacakan di hadapan Syaikh Bin Baz Sunan anNasaa’i selama 27 majelis

☝️ Catatan : Jika yang dimaksud adalah Sunan anNasaai as-Sughra terdiri dari 5662 hadits, sehingga rata-rata lebih dari 209 hadits dalam satu majelis.

✏️Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albany rata-rata menghabiskan waktu selama 12 jam sehari untuk membaca buku-buku hadits di perpustakaan.


📒 MENGULANG-ULANG MEMBACA SUATU KITAB HINGGA BERKALI-KALI

✏️Al-Muzani berkata: 
"Aku telah membaca kitab arRisalah (karya asy-Syafi’i) sejak 50 tahun lalu dan setiap kali aku baca aku menemukan faidah yang tidak ditemukan sebelumnya."

✏️Gholib bin Abdirrahman bin Gholib al-Muhaariby telah membaca Shahih alBukhari sebanyak 700 kali.


📝 KESUNGGUHAN MENULIS

✏️Ismail bin Zaid dalam semalam menulis 90 kertas dengan tulisan yang rapi.

✏️Ahmad bin Abdid Da-im al-Maqdisiy telah menulis/ menyalin lebih dari 2000 jilid kitab-kitab. Jika senggang, dalam sehari bisa menyelesaikan salinan 9 buku. Jika sibuk dalam sehari menyalin 2 buku.

✏️Ibnu Thahir berkata: saya menyalin Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, dan Sunan Abi Dawud 7 kali dengan upah, dan Sunan Ibn Majah 10 kali

✏️Ibnul Jauzy dalam setahun rata-rata menyalin 50-60 jilid buku

✏️Muhammad bin Mukarrom yang lebih dikenal dengan Ibnu Mandzhur –penulis Lisaanul Arab- ketika meninggal mewariskan 500 jilid buku tulisan tangan

✏️Abu Abdillah alHusain bin Ahmad alBaihaqy adalah seseorang yang cacat sehingga tidak memiliki jari tangan, namun ia berusaha untuk menulis dengan meletakkan kertas di tanah dan menahannya dengan kakinya, kemudian menulis dengan bantuan 2 telapak tangannya. Ia bisa menghasilkan tulisan yang jelas dan bisa dibaca. Kadangkala dalam sehari ia bisa menyelesaikan tulisan sebanyak 50-an kertas.


📒 SANGAT BERSEMANGAT DALAM MENCATAT FAIDAH

 
✏️Al-Imam anNawawy berkata: 
"Janganlah sekali-kali seseorang meremehkan suatu faidah (ilmu) yang ia lihat atau dengar. Segeralah ia tulis dan sering-sering mengulang kembali."
 

✏️Al-Imam al-Bukhary dalam semalam seringkali terbangun, menyalakan lampu, menulis apa yang teringat dalam benaknya, kemudian beranjak akan tidur, terbangun lagi , dan seterusnya hingga 18 kali.

✏️Abul Qosim bin Ward atTamiimy jika diberikan kepada beliau suatu kitab beliau akan membaca dari atas hingga bawah, jika menemukan faidah baru beliau tulis dalam kertas tersendiri hingga terkumpul suatu pokok bahasan khusus.


📒  BERSAMA ILMU HINGGA MENJELANG AJAL
 

✏️Abu Zur’ah arRaaziy ketika menjelang ajal dijenguk oleh sahabat-sahabatnya ahlul hadits mereka mengisyaratkan hadits tentang talqin Laa Ilaaha Illallaah. Hingga Abu Zur’ah berkata:

روى عبدالحميد بن جعفر، عن صالح بن أبي عريب، عن كثير بن مرَّة، عن معاذ عن النبي – صلى الله عليه وسلم -: ((من كان آخر كلامه: لا إله إلا الله دخلَ الجنة))

✏️Abdul Humaid bin Ja’far meriwayatkan dari Sholih bin Abi Uraib dari Katsir bin Murroh dari Muadz dari Nabi shollallaahu ‘alaihi wasallam: 
"Barangsiapa yang akhir ucapannya adalah Laa Ilaaha Illallaah maka ia masuk surga."

Kemudian Abu Zur’ah meninggal dunia

✏️Ibn Abi Hatim berkata: 
"Aku masuk ke ruangan ayahku (Abu Hatim arRaziy) ketika beliau menjelang ajal dalam keadaan aku tidak mengetahuinya aku bertanya kepadanya tentang Uqbah bin Abdil Ghofir apakah ia adalah Sahabat Nabi? 
Ayahku menggeleng. Aku bertanya: 
Apakah ia Sahabat Nabi? 
Ayahku berkata: "Bukan. Ia adalah tabi’in."
Tidak berapa lama kemudian Abu Hatim meninggal dunia."

📚 Dikutip dari Sumber : salafy.or.id
📝 Penulis: al-Ustadz Kharisman hafizhahullah
▫️▫️▫️
Join channel:
@anNajiyahBali
Http://telegram.me/anNajiyahBali

•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•
       🍃Turut menyebarkan:
WA 🌹syarhus sunnah lin nisaa
Channel Telegram: 
http://t.me/syarhussunnahlinnisa

🌷 Https://akhwat.net
Karena Engkau Wajib Menuntut Ilmu

🇸 🇸  🇱 🇳

 ••••🌸▫️🌸▫️🌸▫️🌸••••

KISAH TRAGIS SI MURTAD PENGHINA NABI SHALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM

════════════════════

       💎 MUTIARA HADITS 💎

════════════════════

💥💧🔥 KISAH TRAGIS SI MURTAD PENGHINA NABI SHALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM

☝💬
Dari Anas radhiyallahu 'ahu, beliau berkata,

"Dahulu ada seorang laki-laki nashrani kemudian masuk agama islam dan membaca (menghafal) surat Al-Baqarah dan surat Ali 'Imraan dan dahulu laki-laki tersebut juga menulis (menjadi juru tulis) untuk Nabi shalallahu 'alaihi wasallam.

Maka dia kembali (murtad) beragama nashrani, dia juga berkata (kepada kaumnya) Muhammad tidak mengetahui kecuali apa yang aku tulis untuknya.

Maka ALLAH (Ta'ala) mematikan laki-laki tersebut kemudian mereka (kaumnya) menguburnya, pada keesokan harinya, jasadnya dimuntahkan oleh bumi. Kaumnya berkata,

"Ini adalah perbuatan Muhammad dan shahabat-shahabatnya. Tatkala teman kita ini berpaling dari agama mereka, mereka pun membongkar kuburannya dan melemparnya. Maka mereka menggali kuburan lagi dan menguburnya lagi (lebih dalam).

Pada keesokan harinya, jasadnya dimuntahkan oleh bumi. Kaumnya berkata,

"Ini adalah perbuatan Muhammad dan shahabat-shahabatnya karena teman kita ini berpaling dari agama mereka." Maka mereka kembali menguburkannya dan menggali lubangnya lebih dalam lagi (dari sebelumnya) sebatas yang mereka mampu.

Akan tetapi kembali pada keesokan harinya jasadnya itu dimuntahkan kembali oleh bumi hingga mereka menyadari bahwa kejadian itu bukan perbuatan manusia dan akhirnya mereka mencampakkannya begitu saja."

عن أنس بن مالك رضي الله عنه، قال:

"كَانَ رَجُلٌ نَصْرَانِيًّا فَأَسْلَمَ وَ قَرَأَ الْبَقَرَةَ وَ آلَ عِمْرَانَ فَكَانَ يَكْتُبُ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ.

فَعَادَ نَصْرَانِيًّا، فَكَانَ يَقُولُ مَا يَدْرِي مُحَمَّدٌ إِلَّا مَا كَتَبْتُ لَهُ.

فَأَمَاتَهُ اللَّهُ فَدَفَنُوهُ، فَأَصْبَحَ، وَ قَدْ لَفَظَتْهُ الْأَرْضُ. فَقَالُوا:

"هَذَا فِعْلُ مُحَمَّدٍ وَ أَصْحَابِهِ لَمَّا هَرَبَ مِنْهُمْ نَبَشُوا عَنْ صَاحِبِنَا" فَأَلْقَوْهُ فَحَفَرُوا لَهُ فَأَعْمَقُوا.

فَأَصْبَحَ، وَ قَدْ لَفَظَتْهُ الْأَرْضُ. فَقَالُوا:
هَذَا فِعْلُ مُحَمَّدٍ وَ أَصْحَابِهِ نَبَشُوا عَنْ صَاحِبِنَا لَمَّا هَرَبَ مِنْهُمْ" فَأَلْقَوْهُ فَحَفَرُوا لَهُ وَأَعْمَقُوا لَهُ فِي الْأَرْضِ مَا اسْتَطَاعُوا.

فَأَصْبَحَ وَقَدْ لَفَظَتْهُ الْأَرْضُ فَعَلِمُوا أَنَّهُ لَيْسَ مِنْ النَّاسِ فَأَلْقَوْه."

 المصدار: صحيح البخاري: ٣٣٤٨.

✍ Sumber: 
HR. Shahih Al-Bukhari no. 3348.

#mutiara_hadits #hadits_anas #murtad
•••┈••••○❁🌻❁○••••┈•••

✍🏻WhatsApp
Ⓚ①ⓉⒶ🌏ⓈⒶⓉⓊ
Bagi-bagi faedah ilmiahnya....ayo segera  bergabung
🌐📲 Join Channel Ⓚ①Ⓣ
https://t.me/KajianIslamTemanggung

📻📡 Dengarkan••• [ VERSI BARU❗ ]  Kajian Islam dan Murotal al-Quran setiap saat di Radio Islam Indonesia
http://bit.ly/AplikasiRadioIslamIndonesia2

≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈

Sabtu, 30 November 2019

Kisah Wafatnya Shahabat Abu Tsa'labah Al Khusyani Radhiallahu 'Anhu

🍃💎 AKHIR YANG SEMPURNA

➖➖➖➖

📌 -Kisah Wafatnya Shahabat Abu Tsa'labah Al Khusyani Radhiallahu 'Anhu-

📝 Khalid bin Muhammad Al Wahbi menceritakan apa yang didengarnya dari Abu Az Zahiriyyah. Beliau berkisah:

سَمِعْتُ أَبَا ثَعْلَبَةَ الْخُشَنِيَّ رضي الله عنه يَقُولُ
"Aku mendengar Abu Tsa'labah Al Khusyani radhiyallahu 'anhu berkata:

إِنِّي لَأَرْجُو أَنْ لَا يَخْنُقَنِيَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ كَمَا أَرَاكُمْ تُخْنَقُونَ عِنْدَ الْمَوْتِ
💦 Sungguh Aku berharap agar Allah azza wa jalla tidak mencekikku saat ajalku tiba, sebagaimana Aku menyaksikan dari kalian yang terlihat tercekik saat meregang nyawa."

🍃 Di tengah malam yang hening, ketika Abu Tsa'labah sedang asyik shalat tahajjud, ajal menjemputnya dalam keadaan beliau sedang bersujud.

🔻 Bersamaan dengan kejadian itu, anak perempuannya bermimpi bahwa ayahnya meninggal dunia. Sontak saja dia terhentak dari tidurnya dan memanggil-manggil ibunya sambil bertanya:

أَيْنَ أَبِي؟ 
"Dimana ayah?"

 فِي مُصَلَّاهُ
"Ayahmu berada di tempat shalatnya." Jawab ibunya.

💡 Segera dia memanggil-manggil ayahnya, namun tak ada suara yang menjawab panggilannya.

🔎 Sampai akhirnya, dia melihat ayahnya dan mencoba untuk membangunkannya. Namun sayang, dia mendapati ayahnya sudah kaku dalam posisi sujud.

✏️ Kemudian dia mencoba untuk menggerak-gerakkan ayahnya, hingga akhirnya sang ayah tergeletak di sisinya dalam keadaan sudah tak bernyawa.

📗 [Al Ahad wal Matsani karya Ibnu Abi 'Ashim (2627), Hilyatul Auliya karya Ibnu Abi Nu'aim (2/30), Kitabu Tarikh Dimayqi karya Ibnu Asakir (66/104)]

🌎 Sumber: Channel Telegram Asy Syaikh DR Arafat bin Hasan Al Muhammadi hafizhahullah
📝 Diterjemahkan oleh: al-Ustadz Abdul Wahid at-Tamimi

#Fawaidumum #ajal #nasihat #husnul_khotimah
〰〰➰〰〰
🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf 
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com

Rabu, 29 Mei 2019

PERJALANAN HIDAYAH


PERJALANAN HIDAYAH


Aku adalah seorang yang terlahir dari keluarga besar kristiani. Semua keluargaku,  baik dari keluarga besar ibu maupun ayahku memeluk agama kristiani. Yaitu Katolik Roma, ada juga kristen Protestan. Ayahku adalah orang yang berwatak keras dan tegas. 

Setiap kali sang anaknya melakukan sebuah kesalahan, hampir dapat dipastikan akan menerima pukulannya. Terbetiklah rasa takut yang sangat pada diriku untuk melanggar apalagi melawan kemauan ayah. 

Sejak kecil pun aku dididik dalam lingkungan Kristiani yang penuh dengan kebencian terhadap Islam. Mennapaki jenjang sekolah formal, aku disekolahkan di SDK (Sekolah Dasar Katolik). Di sana aku mulai belajar sedikit demi sedikit bagaimana hakikatnya agama Katolik. 

Dari sana pulalah awal mula munculnya kebencian terhadap agama Islam. Karena digambarkan kepada kami para siswa, bahwa agama Islam adalah agama yang keras. Agama yang suka mengebom sana-sini.

Waktu pun terus berjalan. Tidak terasa aku sudah lulus dari SD dan akan beranjak ke SMP. Di kotaku waktu itu terdapat Sekolah Menengah Pertama Katolik (SMPK). Namun kualitas sekolah tersebut jelek sekali. 

Akhirnya, ayahku memutuskan untuk menyekolahkanku di sekolah negeri unggulan. Telah dimaklumi dikotaku, bahwa sekolah negeri mayoritas siswanya beragama Islam. Pelajaran agamanya pun agama Islam. 

Sebelum mendaftar di sekolah ini, ayahku mewanti-wanti dan mendoktrin tentang jeleknya Islam. Sehingga tidak pernah terpikir dalam benakku untuk mengetahui dan mempelajari agama Islam. 

Seiring waktu berjalan, akhirnya aku diterima untuk masuk dan belajar di sekolah ini. Aku pun menjadi orang yang asing di sekolah ini. karena aku adalah satu-satunya siswa yang beragama Kristen.

Lambat laun, mau tidak mau, aku pun bergaul dengan para siswa muslim itu. Suatu saat, aku merasa kagum sekali pada salah seorang teman laki-laki karena sikap dan sifat yang ia miliki.

Sebagaimana kita ketahui, musibah besar yang melanda generasi muda, bahwa mereka terjerembab dan berkubang dalam lumpur pergaulan bebas. 

Kecuali mereka dalam jumlah kecil yang masih Allah jaga tentunya. Demikianlah yang terjadi pada para siswa yang masih belia itu.

Terlalu jauh bergaul dengan lawan jenis. Innalillahi wainna ilaihi raji'un. Namun, satu temanku ini sangat berupaya menjaga diri dari pergaulan haram tersebut. 

Karena sikapnya itulah aku merasa takjub dan ingin mengenalnya lebih dekat. Singkat kata, akupun mulai berkenalan dan berteman dengannya. Bahkan kita layaknya seorang sahabat. 

Namun, antara kami ada dinding pembatas yang sangat tebal dan jurang pemisah yang sangat lebar. Yaitu perbedaan keyakinan. Dia seorang muslim, sedangkan saya seorang kristiani. 

Waktu berjalan dan kami menganggap tidak ada perbedaan. Suatu saat, kami terlibat dalam sebuah 'konflik kecil'. Kami berdebat dan berselisih tentang agama. Cukup alot, karena masing-masing mengklaim yang paling benar.

Di saat yang lain, temanku membawakan buku tentang kesalahan ketuhanan Yesus. Aku pun membacanya. Dinukilkan dalam buku tersebut salah satu perkataan Yesus yang tertulis dalam Injil surat Lukas :14, ketika Ia digantung di kayu salib, ucapan terakhir yang ia katakan sebelum kematiannya, "Eloi Eloi Lamma Sabaktani." 

Dalam bahasa Ibrani yang artinya, "Bapa Bapa mengapa engkau meninggalkan aku?" Lalu tertulis sebuah pertanyaan, "Seandainya Yesus adalah Tuhan, mengapa ia tidak menyelamatkan dirinya sendiri?! Dan mengapa Ia masih meminta tolong kepada Bapa?"

Sebagai catatan, yang mereka maksud Bapa adalah Allah. Begitulah orang Nasrani, merasa saking dekatnya hubungan mereka dengan Allah, mereka pun menyeru Allah dengan sebutan bapa.

Terus kubaca tulisan demi tulisan, halaman demi halaman buku tersebut. Pada akhirnya akupun mulai ragu, benarkah agama yang selama ini aku anut? Keyakinankubmulai goncang. 

Aku pun memutuskan untuk mempelajari agama Islam dari temanku ini. Waktu terus berlalu, sampai aku benar-benar yakin bahwa Islam adalah agama yang benar. 

Namun, maksud hati memeluk gunung, apa daya tangan pun tak sampai. Eaktu itu aku tak memiliki kekuatan untuk menampakan keyakinanku ini. Di samping ketergantunganku pada keluargaku, aku juga diliputi rasa takut kepada ayahku yang amat keras penentangannya terhadap Islam. 

Ditambah kekuatan gereja yang tidak menginginkan jama'ahnya hilang. Begitu pula ayahku sebagai pemuka gereja, tentu akan sangat malu apabila aku masuk Islam. 

Keinginan untuk masuk Islam pun aku urungkan. Kegiatanku sebagai aktivis gereja pun terus berjalan. Di gereja, kami membentuk sebuah organisasi misionaris remaja yang bertugas untuk mencari domba-domba tersesat untuk dibaptis dan masuk agama Katolik. 

Begitulah, dahulu aku sangat bersemangat untuk menyebarkan agama Katolik. Karena, walaupun hati kecilku meyakini Islam adalah agama yang benar, namun kebencian terhadap Islam masih tersisa. 

Hal ini karena pengaruh doktrin yang kuat dari pastorku (seorang pimpinan gereja, semacam kyai dalam Islam). Dalam misi Kristenisasi ini, berbagai upaya ditempuh pihak gereja. 

Diantaranya menyebarkan makanan-makanan pokok dan instan, seperti: mie, susu, beras, dan minyak goreng. 

Membagikan kalender dengan tema-tema Kristiani, memberikan buku-buku Kristen secara gratis, sampai kepada perkawinan dengan wanita-wanita muslimah, terutama anak-anak para kyai.

Di desaku juga terdapat rumah sakit Katolik untuk misi yang sama, yaitu menyebarkan syi'ar-syi'ar agama Katolik. Aku membagikan itu semua tanpa tahu dari mana dana itu berasal. Dengan agresif kami membagi-bagikannya di pulau-pulau terpencil.

Sungguh benar firman Allah:

وَلَن تَرْضَىٰ عَنكَ ٱلْيَهُودُ وَلَا ٱلنَّصَٰرَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ

"Dan orang-orang Yahudi serta Nasrani tidak akan pernah ridha kepadamu sampai engkau mengikuti agama mereka."[Q.S. Al Baqarah:120] 

Kegiatanku sebagai aktivis gereja terus berlanjut. Sampai akhirnya akupun lulus dari SMP dan berpisah dengan temanku itu. Kami sekolah di SMA yang berbeda. Setelah perpisahan tersebut, kelas 1 di bangku SMA, keadaanku tidaklah membaik. 

Justru bertambah buruk dengan teman-teman Katolik yang berakhlak jelek disekelilingku. Menjadi anak malam, bergaul dengan anak jalanan pun mewarnai lembaran kehidupanku. Namun walaupun keadaanku demikian, aku masih tetap semangat menyebarkan syi'ar-syi'ar Katolik.

Keadaan ini terus berlanjut sampai Allah Subhanahu Wa Ta'ala menakdirkanku bertemu dengan seorang teman muslim yang baik. Aku pun terkagum-kagum pada akhlaknya. Sebagaimana kekagumanku dahulu kepada temanku yang pernah aku kenal di bangku SMP.

Singkatnya, akupun mulai berteman dengannya. Sesekali kami terlibat dalam dialog keagamaan. Aku mulai bertanya kembali tentang hakikat agama Islam. Berteman dengan teman baru ini, semangatku ke gereja dan menyebarkan syi'ar- syi'ar Katolik, tugas sebagai seorang misionaris mulai kendur. 

Sampai-sampai ayah dan pihak gereja memarahiku. Namun, semua itu tidak aku pedulikan. Sampai suatu saat, aku merasa telah kuat untuk menerima segala tantangan dan risiko yang harus kuhadapi apabila aku memeluk agama Islam. 

Di malam hari, tepatnya pada pukul 19.47, tanggal 1-12-2007, aku menyatakan keislamanku pada seorang ustadz, yang ternyata belakangan aku ketahui bahwa ia berpemahaman khawarij.

Malam itu aku ragu apakah harus pulang kerumah ataukah tidak. Aku takut sekali jangan-jangan ayahku akan menyikapiku dengan sesuatu yang buruk. Namun tekadku telah bulat. 

Aku harus kembali pulang dengan segala risikonya. Apalagi, ustadz tersebut menguatkan dan membisikkan agar aku membunuh orang tuaku jika mereka menentang keislamanku. 

Sang ustadz khawarij membawakan ayat tentang wajibnya membunuh orang-orang kafir dimanapun mereka berada. Ia pun memberikan iming-iming bidadari jika aku mati syahid. Dan dalil-dalil lainnya, ia jelaskan sesuai dengan keyakinan khawarij.

Dia membawakan ayat:

وَٱقْتُلُوهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوهُمْ

"Dan bunuhlah mereka di mana saja kalian jumpai mereka." [Q.S. Al Baqarah:191] 

"Kamu tidak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih- sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya. 

Sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak, atau saudara saudara, ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam qalbu mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. 

Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. 

رَضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ حِزْبُ ٱللَّهِ ۚ أَلَآ إِنَّ حِزْبَ ٱللَّهِ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ

"Allah ridha terhadap mereka, dan mereka pun merasa puas terhadap  (limpahan rahmat)Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung."[Q.S. Al Mujadilah:22].

Maka, malam itu, tekad dan niatku untuk pulang sangatlah kuat. Setibanya di rumah, aku menyatakan kepada kedua orang tuaku bahwa aku telah memeluk agama Islam. Ayahku sangat kaget. Lalu ia pun memukuliku dengan selang dan mengunciku dalam kamar. 

Aku tidak boleh keluar sampai mau kembali ke gereja. Namun hal itu tidak membuatku gentar dan surut. Karena ujian yang begitu berat tersebut, akupun memutuskan untuk kabur dari rumah.

Dengan bantuan ibuku, aku berhasil lari menyelamatkan segala apa yang ada pada diriku, terutama anugerah yang paling berharganya yaitu keimananku. 

Aku pergi menuju salah satu pondok Ahlus Sunnah dengan perbekalan yang tipis. Sekadar baju dan celana yang menempel serta uang sebesar Rp. 70.000,-. Sampai di kota Surabaya, aku tertimpa kelaparan yang hebat. 

Lalu kulihat tempat sampah dan makan dari sisa-sisa makanan yang ada. Setelah itu, kulanjutkan perjalanan ke pondok tujuan yang disana ada seorang temanku. Namun, sesampai di pondok, pikiranku tidak kunjung tenang. 

Sampai ibuku menelepon sambil menangis penuh harap agar aku mau kembali ke rumah. Dengan perasaan sangat berat, aku pun memutuskan untuk kembali memenuhi permintaan ibuku.

Di lain pihak, aku juga khawatir, jangan-jangan ayahku nanti memperlakukanku seperti dulu lagi. Tibalah aku di rumah. Benar, beban serasa bertambah sangat berat.

Ayahku sama sekali enggan berbicara denganku. Namun apa boleh buat, semuanya harus kujalani. Dalam keadaan seperti ini, ayahku sempat menyuruhku untuk kuliah.

Namun aku tolak secara halus. Aku sampaikan padanya bahwa aku ingin belajar di pondok pesantren. Saat itulah ayah menampakkan penolakan keras.

Ia mengatakan, "Jika kamu mondok, kamu bukan anakku lagi. Tidak ada apa-apa lagi antara kita."

Aku tetap membulatkan tekadku untuk mondok. Segala risikonya siap aku hadapi.

Alhamdulillah, akhirnya aku pun dimudahkan belajar di salah satu pondok Ahlus Sunnah. Selanjutnya, Allah memberikan kemudahan kepadaku untuk belajar di negeri Yaman. Menimba ilmu agama di hadapan para ulama.

Sebelum nikmat-nikmat yang besar ini, tak terlupa sebuah nikmat yang sangat disyukuri, alhamdulillah, lambat laun hati kedua orangtuaku semakin melunak.

Makin luluh dan menerimaku kembali. Bahkan, ketika aku pulang ke rumah pada tahun ketiga saat liburan pondok, orang tuaku menyambutku denghan mempersiapkan kue-kue lebaran.

Orang tuaku juga membelikan baju baru untuk hari raya. Alahmdulillah, masya Allah, berlinanglah air mata seorang anak yang sangat berharap bisa memiliki keluarga Islam.

Wahai saudaraku, semangatlah dalam menuntut ilmu agama. Cobalah bayangkan jika Anda sekalian seperti keadaanku. 

Ketika Anda pulang ke rumah, orang tua Anda menyanyikan lagu gereja di samping Anda, ada salib di rumah Anda, tidak ada yang menyiapkan makanan sahur atau berbuka saat Anda puasa Ramadhan, tidak ada satu pun anggota keluarga yang menemani Anda. Bagaimanakan perasaan Anda?

Bersyukurlah wahai saudaraku. Terutama bagi Anda sekalian yang mempunyai orang tua salafi, yang sangat mendukung Anda untuk belajar agama ini.

Manfaatkanlah hal tersebut dengan baik. Karena, mungkin di sekeliling Anda masih banyak orang-orang yang sebenarnya ingin memeluk agama ini, namun apa daya mereka tak mampu, karena ancaman yang begitu besar.

Bukan saja harta atau kedudukan, bahkan nyawa menjadi taruhannya. Bagi Anda yang sedang menerima ujian, sungguh di baliknya ada hikmah yang agung. 

Begitulah Allah menguji keikhlasan dalam kesendirian. Allah memberi kedewasaan ketika masalah berdatangan. Dan Allah melatih ketegaran dalam kesakitan.

Maka, tetaplah istiqamah. Sertakan Allah di setiap langkah. Hati yang siap memikul amanah adalah hati yang kuat, teguh, dan tulus. Tak berharap apapun, tapi sanggup memberi dengan segenap apapun.

Sebab, ia mengerti hanya dari Allah saja berharap balasan. Jangan pernah engkau meminta untuk di kurangi beban, tapi mintalah punggung ini agar kuat membawanya.

Sahhalallahu lana fil khair. Semoga Allah memudahkan kita dalam kebajikan.

Majalah Qudwah edisi 12/2013M hal. 97

Senin, 25 Maret 2019

Sedari tadi, tidak ada yang diincar dengan siksaan kecuali diriku seorang!

🍂🌻 SENYUM SEJENAK  BERSAMA ARAB BADUI🌻🍂

🌱 Al Imam Ibnul Jauzi rahimahullah bercerita tentang suatu kisah Arab Badui:

وصلى بعض الأعراب خلف بعض الأئمة في الصف الأول وكان اسم الأعرابي مجرماً فقرأ الإمام‏:‏ والمرسلات‏.‏
إلى قوله‏:‏ ‏"‏ ألم نهلك الأولين ‏"‏ فتأخر البدوي إلى الصف الآخر ... فقال‏:‏ ‏"‏ ثم نتبعهم الآخرين ‏"‏ ...فرجع إلى الصف الأوسط فقال‏:‏ ‏"‏ كذلك نفعل بالمجرمين ‏"‏ فولى هارباً ، وهو يقول‏:‏ ما أرى المطلوب غيري‏.‏

🌻 Suatu hari seorang Arab Badui shalat
berjamaah di masjid. Dikisahkan dia bernama Mujrim. Saat itu sang imam membaca
surat Al-Mursalat dan orang Badui ini mengambil shaf depan.

Imam membaca sampai ayat:

ﺃَﻟَﻢْ ﻧُﻬْﻠِﻚِ ﺍﻟْﺄَﻭَّﻟِﻴﻦَ

“Bukankah Kami telah membinasakan orang-
orang yang *di awal*?(maksudnya umat terdahulu) ” (ayat ke-16)

Kagetlah Arab Badui ini karena ia di shaf awal. Ia pun mundur ke shaf paling terakhir.

✉Lalu imam membaca setelahnya:
ﺛُﻢَّ ﻧُﺘْﺒِﻌُﻬُﻢُ ﺍﻟْﺂﺧِﺮِﻳﻦَ

“Lalu Kami iringkan (azab Kami terhadap)
mereka dengan (mengazab) orang-orang
belakang/ umat yang datang kemudian. ” (ayat ke-17)

Kagetlah Arab Badui ini untuk kedua kalinya, karena ia di shaf belakang.
Ia pun maju ke shaf tengah.

🍂Lalu imam melanjutkan bacaannya:
ﻛَﺬَﻟِﻚَ ﻧَﻔْﻌَﻞُ ﺑِﺎﻟْﻤُﺠْﺮِﻣِﻴﻦَ

“Demikianlah Kami berbuat terhadap orang orang
*mujrim* (orang-orang yang berdosa). ” (ayat
ke 18)

Ia yang merasa bernama Mujrim pun kabur terbirit-birit tak melanjutkan shalat jamaah.

Ia kabur sambil berkata:
ﻣﺎ ﺃﺭﻯ ﺍﻟﻤﻄﻠﻮﺏ ﻏﻴﺮﻱ

“Sedari tadi,tidak ada yang diincar dengan siksaan kecuali diriku seorang!”

✉👍✉👍✉👍✉

📙 dinukil dari kitab Akhbarul Hamqa wal Mughaffalin karya Ibnul Jauzi rahimahullah

🖋 Abu Mas'ud Jarot waffaqahullah

🖥 Publikasi

  *🤝WA.ILMU SYAR'I🤝*

https://t.me/CTIS_ChannelTelegramIlmuSyari

📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚

Sabtu, 16 Maret 2019

TANAMKANLAH KEBERANIAN !!

Edisi penyemangat 🔥🔥

⚔🛡 *TANAMKANLAH KEBERANIAN !!*

🌴  *Samarra*, sebuah desa berjarak tiga farsakh (kurang lebih 24 km) dari pusat kota Bukhara. Walau terbilang kecil, Samarra telah meninggalkan sebuah kisah keberanian luar biasa yang patut diteladankan untuk anak-anak kita. Di sanalah sejarah mencatat seorang ulama hadits sekaligus mujahid pemberani terlahir. Kisah nan indah mewangi.

🌿  Beliau dijuluki Farisul Islam, seorang penunggang kuda handal dalam berperang. Di samping itu, beliau pun dikenal sebagai ahli ibadah, tokoh berzuhud, ulama panutan, dan ahli hadits terkemuka. Imam Al Bukhari juga meriwayatkan hadistnya di dalam Shahih Bukhari. Sebuah pengakuan dari Imam Al-Bukhari mengenai kepercayaan beliau kepadanya.

💐  Imam Al-Bukhari menyanjung sang guru tersebut, Ahmad bin Ishaq As Surmari (wafat 242 H), “Aku tidak mengetahui ada orang lain yang sama dengan beliau di dalam bidang sejarah Islam.” Dari sisi mana beliau dipuji semacam itu? Sanjungan Imam Al Bukhari kiranya lebih dari cukup untuk menggambarkan seperti apakah kedudukan Ahmad bin Ishaq As Surmari.

🍃  Jangankan orang-orang, hewan pun merasa tenang jika berada di sampingnya. Suatu saat, Ahmad bin Ishaq pernah bersantap makan ditemani oleh burung-burung pipit. Serombongan burung itu seakan menjadi kawan bersantap yang baik. Tiba-tiba putranya masuk dan burung-burung tersebut lantas berterbangan. Adakah hamba semacam itu di dunia ini yang masih tersisa?

🎗  Imam Adz Dzahabi rahimahullah di dalam Siyar A’lam Nubala’ menyebutkan bahwa Ahmad bin Ishaq As Surmari “wa bi syaja’atihi yudhrabu al matsal,” keberaniannya telah menjadi sebuah perumpamaan. Siapapun yang menyandang sikap perwira dan pemberani akan dibandingkan dengan beliau, setara ataukah tidak.

⚒  Tongkat besi menjadi senjata kesayangan As Surmari. Beratnya delepan belas mann (kurang lebih 100 kg). Luar biasa beratnya, bukan? Senjata unik ini memang menggambarkan betapa kuat dan ‘mengerikan’-nya As Surmari di kalangan musuh-musuh Islam. Semasa tuanya, tongkat besi itu dikurangi beratnya oleh As Surmari menjadi dua belas mann (kurang lebih 70 kg).

🗡  Dalam sebuah pertempuran, dikisahkan oleh Adz Dzahabi rahimahullah dengan sanadnya, As Surmari dihadapkan dalam suasana perang tanding yang mengerikan. Seorang jagoan dari pihak musuh dikabarkan mempunyai kekuatan yang setara dengan seribu prajurit. As Surmari lalu memohon ijin kepada panglima Islam untuk menghadapi orang tersebut.

⛏  Tongkat besi disembunyikan oleh As Surmari. Pada saat jagoan musuh datang menyerang, As Surmari malah terlihat melarikan diri. Ada apa yang terjadi? Seluruh mata memandang penuh tanda tanya. Setelah menjauh dari induk pasukan musuh, tiba-tiba As Surmari berhenti lari dan berbalik arah sambil menghantamkan tongkat besinya kepada musuh yang lari mengejar. Jagoan musuh itu pun mati. Panglima musuh yang marah lalu memerintahkan lima puluh prajurit berkuda untuk mengejar dan membunuh As Surmari. Beliau lalu bersembunyi di sebuah anak bukit. Setelah kelima puluh prajurit berkuda itu lewat melintas, As Surmari mengejar mereka dan membunuh satu per satu dari arah belakang. Empat puluh sembilan prajurit musuh mati dan tersisa satu. Prajurit musuh yang tersisa lalu dibiarkan hidup setelah dilukai oleh As Surmari untuk menceritakan peristiwa tersebut kepada panglima musuh dan kawan-kawannya.

⚔  Kisah kepahlawanan beliau bukan hanya itu! As Surmari pun dikenal sebagai pemanah ulung yang tepat di dalam mengenai obyek sasaran.

🛡  Kisahnya, sebuah benteng musuh dikepung oleh pasukan kaum muslimin. Dari kejauhan, panglima benteng terkepung sedang duduk mengawasi keadaan dari sebuah tempat yang tertutup. As Surmari lalu melesatkan sebuah anak panah yang tepat mengenai perlindungan si panglima.

🗝  Oleh si panglima, prajuritnya diminta untuk mengambil anak panah tersebut. namun, anak panah kedua kembali dilepaskan oleh As Surmari yang tepat mengenai tangan si panglima. Para prajuritnya berusaha mencabut anak panah itu. Akan tetapi, anak panah ketiga As Surmari kembali datang dan menancap tepat di leher si panglima. Akhirnya, benteng tersebut berhasil ditaklukan oleh kaum muslimin.

••Al Imam Adz Dzahabi rahimahullah menyatakan, “Kisah-kisah sang pejuan ini (As Surmari) sangatlah menghibur hati seorang muslim.”

✔Benar! Kisah-kisah kepahlawanan dan keberanian para ulama semestinya sering-sering disampaikan kepada anak-anak kita. Supaya mereka tumbuh dan berkembang dalam suasana dan lingkungan yang perwira. Berani melantangkan kebenaran, tidak mengenal takut dalam mengungkap kejahatan.

*Jangan biarkan anak-anak kita termakan oleh iklan-iklan televisi yang menggambarkan keberanian semu. Jangan relakan anak-anak kita mengagumi tokoh-tokoh pahlawan super yang fiktif. Jangan lepaskan anak-anak kita terbuai oleh profil-profil jagoan kafir yang diangkat di layar kaca dan layar lebar*

♻🛡 Islam telah mewariskan keberanian sejati. Keberanian yang terarah dan berdasarkan pada kebenaran syar’i. Islam telah mencatatkan sejarah kaum pemberani. Islam tidak kurang sedikit pun di dalam mengajarkan keberanian. Hanya saja, bisakah kita mentransfernya untuk anak-anak kita? Tugas siapa? Tugas kita bersama.

📖 Kisah-kisah keberanian Islam seharusnya sedini mungkin ditanamkan pada anak-anak kita. Supaya mereka hidup tanpa mengenal rasa takut kepada selain Allah subhanahu wa ta’ala. Generasi Islam bukanlah generasi penakut! Apalagi takut kepada tuyul, sundel bolong, buto, genderuwo atau istilah-istilah lain yang dibuat-buat untuk menakut-nakuti anak-anak Islam.

❓Tidakkah kita tersentuh hati untuk menjalankan tanggung jawab ini?

☝ Sungguh, demi Allah! Kisah-kisah Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam dan para shahabatnya amatlah penting untuk diajarkan! Cerita kaum tabi’in dan seluruh pahlawan Islam setelah mereka pun demikian. Penaklukan tanah Hindustan, jazirah Afrika bahkan sampai benua Eropa adalah materi yang layak kita suarakan di dada dan sanubari anak-anak kita. Agar mereka tidak lupa sejarah!

🎓 Harapannya, generasi muda Islam berikutnya bukanlah generasi yang cengeng, mudah goyah atau rendah diri. Mereka harus berani menengadahkan dada dan membentangkan tangan untuk menyambut masa depan Islam yang cerah. Generasi yang pemberani. Berani menyuarakan kebenaran. Tidak kenal takut untuk menyerukan Al Qur’an, As Sunnah, dan Manhaj Salaf.

📝 Tugas siapa? Tugas kita bersama. Sebab ternyata, tidak hanya anak-anak kita yang memerlukan suntikan semangat untuk berani. Kita yang menjadi orang tua pun sebenarnya masih membutuhkan siraman motivasi untuk hidup berani. Benar begitu, bukan?

Wallahul musta’aan.

 

📚 Sumber : Majalah Qudwah Edisi 17 Vol 2 1435 H/ 2014 H hal. 47 – 49.

🖊 Penulis : Ustadz Abu Nasim Mukhtar

Turut berbagi group whatsapp *Olahraga Panahan*🏹🏹

Selasa, 05 Maret 2019

💐📝Pelajaran Berharga dari Keruntuhan Daulah Utsmaniyyah

💐📝Pelajaran Berharga dari Keruntuhan Daulah Utsmaniyyah

Setiap rentetan peristiwa yang diabadikan sejarah, semestinya menjadi pelajaran berharga bagi orang-orang beriman. Demikianlah Allah mengajarkan kepada kita dalam al-Quran:

...فَاعْتَبِرُوا يَا أُولِي الْأَبْصَارِ

...maka ambillah sebagai pelajaran, wahai orang-orang yang memiliki pandangan yang tajam (Q.S al-Hasyr ayat 2)

Daulah Utsmaniyyah telah menjadi bagian dalam sejarah kaum muslimin. Kurun waktu 6 abad masa pemerintahan dinasti ini bukanlah waktu yang singkat. Silih berganti pemimpin melanjutkan estafet dari pimpinan sebelumnya, menjaga pemerintahan yang dirasanya baik bagi kemaslahatan rakyat.

Pertempuran-pertempuran melawan orang-orang kafir, terutama bangsa Romawi banyak mengisi relung waktu usia kehidupan Dinasti ini. Ukhuwwah Islamiyyah yang terpatri pada setiap pribadi muslim akan menggerakkan perasaan turut memiliki dan senang akan perjuangan-perjuangan tersebut. Namun, perasaan bangga dan cinta terhadap perjuangan tersebut semestinya selalu berada dalam koridor bimbingan syar’i.

Perjuangan kaum muslimin pada setiap masa selalu membutuhkan pertolongan Allah Ta’ala. Tanpa pertolongan Allah, mereka akan kalah dan rendah. Jika perjuangan itu dilandasi dengan ketakwaan, maka pertolongan Allah akan selalu menyertai.

إِنْ يَنْصُرْكُمُ اللَّهُ فَلَا غَالِبَ لَكُمْ وَإِنْ يَخْذُلْكُمْ فَمَنْ ذَا الَّذِي يَنْصُرُكُمْ مِنْ بَعْدِهِ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ

Jika Allah menolong kalian, tidak ada yang bisa mengalahkan kalian. (Namun) jika Dia menelantarkan kalian (tanpa memberi pertolongan), siapakah lagi yang bisa menolong kalian setelahnya? Hendaknya hanya kepada Allah sajalah orang-orang beriman bertawakkal (Q.S Ali Imran ayat 160)

Apabila pasukan kaum beriman meneladani Nabi dan para Sahabatnya, mereka akan mendapat kemuliaan. Sebaliknya, jika mereka menyelisihi perintah Nabi, menyimpang dari bimbingan beliau baik dari sisi aqidah, akhlak, ibadah, maupun muamalah, mereka akan menuai kehinaan.

وَجُعِلَ الذِّلَّةُ وَالصَّغَارُ عَلَى مَنْ خَالَفَ أَمْرِي

Dan dijadikan kehinaan dan kerendahan bagi orang yang menyelisihi perintahku (H.R Ahmad, dishahihkan Syaikh al-Albaniy dalam Shahihul Jami’)

Penyebab keruntuhan Dinasti Utsmaniyyah banyak dianalisis oleh berbagai pihak. Namun faktor utamanya adalah karena semakin jauhnya kehidupan pemimpin maupun rakyatnya dari bimbingan Allah dan Rasul-Nya.

Dinasti sebelumnya, yaitu Abbasiyyah juga mengadopsi pemahaman-pemahaman baru yang tidak pernah dikenal di masa Nabi dan para Sahabatnya. Pada masa Dinasti Abbasiyyah, aliran pemikiran Mu’tazilah berkembang.

Pemikiran-pemikiran filsafat Yunani banyak diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Hal itu membuat pemikiran-pemikiran filsafat yang bukan berasal dari Islam dijadikan rujukan dalam berfikir dan menghasilkan kebijakan –sesuatu yang dianggap bijak, padahal tidak- bahkan dalam memutuskan permasalahan-permasalahan agama. Tentunya itu adalah suatu hal baru yang diada-adakan, tidak pernah diajarkan Nabi dan para Sahabatnya.

Sedangkan pada masa Dinasti Utsmaniyyah, thoriqoh-thoriqoh Sufiyyah berkembang dengan pesat. Pemimpin yang ke-2 pada Dinasti Utsmaniyyah, yaitu Aurkhan bin Utsman bin Arthughurl adalah pengikut thoriqoh Baktasyiyah.

Sultan Muhammad II yang dikenal dengan sebutan al-Fatih karena pembukaan Konstantinopel, membangun kubah di kuburan Sahabat Nabi Abu Ayyub al-Anshariy, dan juga membangun masjid di sampingnya.

Rasulullah shollallahu alaihi wasallam melarang kuburan ditinggikan, dibangun, atau dimuliakan.

نَهَى رَسُولُ اَللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - أَنْ يُجَصَّصَ الْقَبْرُ, وَأَنْ يُقْعَدَ عَلَيْهِ, وَأَنْ يُبْنَى عَلَيْه

Rasulullah shollallahu alaihi wasallam melarang kuburan dari  dikapur, diduduki di atasnya, dan dibangun atasnya (H.R Muslim dari Jabir bin Abdillah)

عَنْ أَبِي الْهَيَّاجِ الْأَسَدِيِّ قَالَ قَالَ لِي عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ أَلَا أَبْعَثُكَ عَلَى مَا بَعَثَنِي عَلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ لَا تَدَعَ تِمْثَالًا إِلَّا طَمَسْتَهُ وَلَا قَبْرًا مُشْرِفًا إِلَّا سَوَّيْتَهُ

Dari Abul Hayyaaj al-Asadiy beliau berkata: Ali bin Abi Tholib berkata kepada saya: Maukah aku utus engkau dengan (misi) sebagaimana Rasulullah shollallahu alaihi wasallam mengutusku? Yaitu janganlah engkau tinggalkan suatu patung/ gambar makhluk bernyawa kecuali engkau hapus, dan tidaklah ada kuburan yang ditinggikan kecuali engkau ratakan (H.R Muslim )

Banyak kaum muslimin yang sangat terkesima dengan kesuksesan pembukaan Konstantinopel itu kemudian menghubungkan perjuangan al-Fatih itu dengan hadits:

لَتُفْتَحَنَّ الْقُسْطَنْطِينِيَّةُ فَلَنِعْمَ الْأَمِيرُ أَمِيرُهَا وَلَنِعْمَ الْجَيْشُ ذَلِكَ الْجَيْشُ

Sungguh al-Qustanthiniyyah (Konstantinopel) akan benar-benar dikuasai. Sebaik-baik pemimpin adalah pemimpin pasukan itu, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan itu (H.R Ahmad)

Terlepas adanya perbedaan pendapat Ulama tentang keshahihan riwayat hadits tersebut, namun sebenarnya penjelasan tentang pembukaan Konstantinopel telah disebutkan dalam hadits lain yang telah jelas keshahihannya, yaitu Shahih Muslim:

لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَنْزِلَ الرُّومُ بِالْأَعْمَاقِ أَوْ بِدَابِقٍ فَيَخْرُجُ إِلَيْهِمْ جَيْشٌ مِنْ الْمَدِينَةِ مِنْ خِيَارِ أَهْلِ الْأَرْضِ يَوْمَئِذٍ فَإِذَا تَصَافُّوا قَالَتْ الرُّومُ خَلُّوا بَيْنَنَا وَبَيْنَ الَّذِينَ سَبَوْا مِنَّا نُقَاتِلْهُمْ فَيَقُولُ الْمُسْلِمُونَ لَا وَاللَّهِ لَا نُخَلِّي بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ إِخْوَانِنَا فَيُقَاتِلُونَهُمْ فَيَنْهَزِمُ ثُلُثٌ لَا يَتُوبُ اللَّهُ عَلَيْهِمْ أَبَدًا وَيُقْتَلُ ثُلُثُهُمْ أَفْضَلُ الشُّهَدَاءِ عِنْدَ اللَّهِ وَيَفْتَتِحُ الثُّلُثُ لَا يُفْتَنُونَ أَبَدًا فَيَفْتَتِحُونَ قُسْطَنْطِينِيَّةَ فَبَيْنَمَا هُمْ يَقْتَسِمُونَ الْغَنَائِمَ قَدْ عَلَّقُوا سُيُوفَهُمْ بِالزَّيْتُونِ إِذْ صَاحَ فِيهِمْ الشَّيْطَانُ إِنَّ الْمَسِيحَ قَدْ خَلَفَكُمْ فِي أَهْلِيكُمْ فَيَخْرُجُونَ وَذَلِكَ بَاطِلٌ فَإِذَا جَاءُوا الشَّأْمَ خَرَجَ فَبَيْنَمَا هُمْ يُعِدُّونَ لِلْقِتَالِ يُسَوُّونَ الصُّفُوفَ إِذْ أُقِيمَتِ الصَّلَاةُ فَيَنْزِلُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَمَّهُمْ فَإِذَا رَآهُ عَدُوُّ اللَّهِ ذَابَ كَمَا يَذُوبُ الْمِلْحُ فِي الْمَاءِ فَلَوْ تَرَكَهُ لَانْذَابَ حَتَّى يَهْلِكَ وَلَكِنْ يَقْتُلُهُ اللَّهُ بِيَدِهِ فَيُرِيهِمْ دَمَهُ فِي حَرْبَتِهِ

Tidak akan tegak hari kiamat hingga bangsa Romawi di daerah A’maq dan Daabiq, kemudian keluarlah pasukan dari Madinah yang merupakan penduduk bumi terbaik pada hari itu. Tatkala telah berhadapan (dua pasukan), Romawi berkata: Biarlah kami memerangi orang-orang yang menawan kami. Kaum muslimin berkata: Tidak, demi Allah. Kami tidak akan membiarkan kalian memerangi saudara-saudara kami. Maka kaum muslimin itu pun memerangi mereka. Maka kalahlah sepertiga (anggota pasukan: lari dari medan pertempuran), yang Allah tidak menerima taubat mereka selamanya. Dan terbunuhlah sepertiga (anggota pasukan muslim) sebagai orang-orang syahid yang paling utama di sisi Allah. Dan sepertiga (anggota pasukan) mengalami kemenangan. Mereka tidak akan mendapat fitnah (ujian) selamanya. Maka mereka pun menaklukkan Konstantinopel. Ketika mereka sedang membagi-bagikan harta rampasan perang, mereka menggantungkan pedang-pedang mereka di (pohon) Zaitun, tiba-tiba Syaithan berteriak kepada mereka: Sesungguhnya al-Masih (Dajjal) telah menggantikan posisi kalian di keluarga kalian. Maka merekapun keluar. Ternyata teriakan itu tidak benar. Ketika telah datang perasaan putus asa, mereka keluar bersiap berperang mengatur shof-shof. Tiba-tiba dikumandangkan iqomat untuk sholat, kemudian turunlah Isa putra Maryam shollallahu alaihi wasallam menjadi imam bagi mereka. Ketika musuh Allah melihat kepadanya, ia meleleh sebagaimana melelehnya garam. Kalau meninggalkannya, niscaya ia akan larut mengalir hingga binasa. Akan tetapi Allah membunuh mereka melalui tangannya, sehingga mengalirlah darahnya di tombak pendeknya (H.R Muslim dalam Kitab al-Fitaan wa Asyroothis Saa’aah bab ke-9)

Hal itu menunjukkan bahwa hadits tentang keutamaan pasukan yang membuka Konstantinopel bukanlah di masa-masa itu (masa Dinasti Utsmaniyyah), tapi di masa menjelang turunnya Dajjal, sebelum turunnya Nabi Isa ‘alaihissalaam menjelang hari kiamat.

Keruntuhan Dinasti Utsmaniyyah bukanlah sesuatu hal yang harus diratapi dengan kesedihan berlebihan. Para pemimpin muslim itu bisa jadi memiliki jasa yang tidak sedikit bagi kaum muslimin. Bagi yang meninggal dalam keadaan muslim, kita doakan ampunan dan rahmat Allah untuk mereka. Namun, kesalahan atau penyimpangan yang dilakukannya, tidaklah diabaikan begitu saja. Mereka pun tidak dielu-elukan berlebihan, hingga melupakan sikap proporsional yang dibimbing syariat.

Tersisa pelajaran-pelajaran berharga untuk generasi setelahnya, agar menimbang segala sesuatu dengan bimbingan alQuran dan Sunnah Nabi dengan pemahaman para Sahabat-nya. Melecut mereka untuk berbenah, memperbaiki diri dan masyarakatnya, memurnikan ibadah hanya kepada Allah dan ittiba’ kepada Rasulullah shollallahu alaihi wasallam. Semoga pertolongan Allah senantiasa menyertai perjuangan kaum muslimin di masa-masa berikutnya, di manapun mereka berada.

(Abu Utsman Kharisman)
WA Al-i'tishom