Minggu, 25 Desember 2022

KISAH MUSLIM PELIT VS MAJUSI DERMAWAN

KISAH MUSLIM PELIT VS MAJUSI DERMAWAN

“Berikan bukti bahwa engkau adalah seorang muslim muwahid!" Kata Rasulullah shalallahu alaihi wasallam kepada si muslim pelit dalam mimpinya.

"Kamu dan keluargamu termasuk penduduk surga." Kata Rasulullah shalallahu alaihi wasallam kepada si majusi dermawan dalam mimpinya.

Dulu, ada seseorang dari kalangan alawiyin (keturunan nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam) singgah di daerah Balkha.

Dia punya isteri dan beberapa puteri yang juga dari Bani alawy.

Di negeri itu mereka tertimpa kefakiran. Dan di saat seperti pula sang suami meninggal dunia.

Maka, wanita itu menjadi janda dan menanggung beberapa anak perempuan.

Karena merasa khawatir mendapat gangguan di daerah itu, akhirnya mereka keluar dari tempat tinggal mereka dan berniat mengungsi ke tempat lain.

Bertepatan dengan musim dingin mereka pergi meninggalkan kampung itu.

Sesampainya di sebuah desa, sang ibu menempatkan anak-anaknya di sebuah masjid.

Sementara itu, ia berkeliling mencari sesuap makanan untuk anak-anaknya.

Di tengah pencariannya ia bertemu dua orang. Yang pertama orang muslim guru besar di desa itu. Sedangkan yang kedua adalah seorang majusi, seorang saudagar di desa itu.

Yang pertama dia hampiri adalah Syekh muslim. Dia menjelaskan statusnya serta keadaan yang ia dan anak-anaknya derita.

Syekh itu berkata: “Berikan bukti, bahwa engkau benar-benar syarifah alawiyah keturunan Rasulullah!”

Perempuan Alawiyah itu menjawab “Saya adalah wanita asing di sini; tidak ada yang mengenalku di desa ini.”

Mendengar jawabannya, Syekh itu pergi begitu saja meninggalkan wanita syarifah itu.

Setelah itu, ia menemui seorang majusi saudagar kaya di desa itu.

Ia lalu menjelaskan keadaan yang dialaminya. Ia juga menyampaikan bahwa ia mempunyai beberapa puteri yatim yang ia tinggalkan di sebuah masjid, dan bahwa ia adalah seorang Alawiyah yang sedang merantau. Ia juga menceritakan pertemuannya dengan Syekh tadi.

Ternyata orang majusi ini terenyuh.

Lalu ia mengutus beberapa orang ke Masjid, untuk kemudian mempersilakan wanita dan anak-anak perempuan itu menginap di rumahnya dan memberikan perhiasan yang sangat bagus kepada mereka.

Ketika tiba pertengahan malam, Syaikh muslim bermimpi seakan-akan kiamat telah tiba. Dia melihat Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam mengikatkan bendera.

Dia juga melihat sebuah istana yang terbuat dari zamrud hijau.

Syaikh tadi kemudian bertanya, “Wahai Rasulullah, milik siapakah istana ini?”

Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam menjawab: “ Untuk seorang muslim muwahid (yang mentauhidkan Allah."

Syaikh itu bertanya lagi: “Wahai Rasulullah, saya adalah seorang muslim muwahid."

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam menimpali: “Berikan bukti bahwa engkau adalah seorang muslim muwahid!"

Mendengar permintaan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, Syaikh tadi menjadi bingung.

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam melanjutkan: “Ketika seorang wanita janda Alawiyah datang kepadamu, kamu bertanya, ‘berikan bukti kepadaku bahwa engkau adalah seorang Alawiyah’, maka sekarang berikan bukti kepadaku bahwa engkau adalah seorang muslim muwahid!"

Syaikh tadi kemudian terbangun dari tidurnya dalam keadaan menangis dan merasa 'tertampar.'

Ia kemudian pergi mengelilingi desa untuk mencari wanita janda itu.

Dia bertanya kesana-kemari, sampai akhirnya ada yang memberitahukan kepadanya bahwa wanita itu berada di rumah orang majusi.

Syaikh itupun mendatangi rumah si majusi dan bertanya, "Dimana wanita Alawiyah itu?"

"Ada di sini." Jawab si majusi.

“Aku ingin membawa wanita Alawiyah ini dan juga anak-anaknya.” kata Syaikh muslim.

Orang majusi menjawab : “Itu tidak mungkin terjadi."

Syaikh itu terus menekan si majusi: “ Ambillah seribu dirham dariku, dan biarkan mereka bersamaku!”

"Tidak! Mereka telah meminta jamuan dariku, dan sekarang aku telah merasakan sebagian berkahnya." Tegas si majusi.

Syaikh semakin menekan: “Kamu harus melakukannya!”

Akhirnya si majusi berkata: “Aku lebih berhak mendapatkan apa yang engkau inginkan. Dan sebuah gedung yang engkau lihat di mimpimu itu memang diciptakan untukku. Apakah kamu mau menunjukkan kepadaku tentang keislaman? Demi Allah, sebelum kami tidur tadi malam, kami telah menyatakan masuk Islam di hadapan wanita Alawiyah ini. Dan aku telah melihat mimpi seperti yang kamu lihat."

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bertanya kepadaku, ‘Apakah perempuan Alawiyah dan puteri-puterinya bersamamu?’ Aku menjawab ‘Ya, wahai Rasulullah.’ Maka beliau berkata, ‘Istana itu untukmu dan keluargamu, dan kalian adalah termasuk penduduk surga. Allah telah catat dirimu sebagai orang yang beriman sejak zaman azali (lampau).”

-Kitab At Tawwabiin, imam Ibnu qudamah Al Maqdisy-

https://chat.whatsapp.com/IYiVXGq08rF6owVZ5g5F3f



Tidak ada komentar:

Posting Komentar