Senin, 05 Desember 2022

TAUBATNYA SEORANG ANAK SEBAB IBUNYA

TAUBATNYA SEORANG ANAK SEBAB IBUNYA

Dikisahkan bahwa ada seorang anak yang suka bermaksiat, dan dia masih punya ibu.

Ibunya selalu menasehati, namun dia tidak menghiraukan nasehatnya.

Suatu hari, dia berjalan di pekuburan. Ia pun menemui banyak tulang-belulang.

Lalu, dia ambil tulang yang telah lapuk dan dia remukan di genggamannya.

Kemudian, dia merenungi dan berkata kepada dirinya sendiri, "Celaka kamu! Sungguh besok tulangmu akan lapuk dan badanmu akan menjadi tanah. Apakah kamu tetap berbuat maksiat?!"

Selengkapnya.. https://chat.whatsapp.com/IYiVXGq08rF6owVZ5g5F3f

Dia pun menyesal dan bertekad untuk taubat.

Dia angkat pandangannya ke langit dan berkata, "Tuhanku, hanya kepada-Mu aku serahkan urusanku. Maka, terimalah dan rahmatilah aku."

Setelah itu, dia menemui ibunya dalam keadaan telah berubah rona wajahnya dan luluh hatinya.

Dia berkata, "Wahai bunda, apa yang akan dilakukan oleh majikan jika telah menangkap budaknya yang lari?"

"Ia akan memberi pakaian dan makanan yang kasar. Dan dia akan mengikat tangan dan kakinya." Jawab sang ibu.

"Baik. Berilah aku jubah dari bulu domba dan tepung yang kasar. Lalu, engkau perlakukan aku seperti memperlakukan budak yang lari. Semoga Allah melihat rendahnya aku dan mau merahmatiku." Kata sang anak.

Maka, ketika malam telah larut, dia selalu menangis dan berkata kepada dirinya sendiri:
وَيْحَكَ يا دِينار! أَ لَكَ قُوَّةٌ عَلَى النار؟ كَيْفَ تَعَرَّضْتَ لِغَضَبِ الجَبار؟

"Celaka kamu wahai Dinar! Apakah kamu punya daya menghadapi An Naar? Bagaimana kamu membantah kemarahan Al Jabbar?"

Terus demikian dia lakukan hingga masuk waktu subuh.

Sang ibu pun merasa iba dan berkata, "Kasihanilah dirimu!"

Sang anak menjawab:
دَعِينِي أَتْعَبُ قَلِيلا، لَعَلِي أَسْتَرِيحُ طَوِيلا؛ يا أُمِي! إِنَّ لِي مَوْقِفاً طَوِيلا بَيْنَ يَدَيْ رَبِ جَلِيل، وَ لا أَدْرِي أَ يُؤْمَرُ بِي إِلَى الظِلِ الظَلِيل أَوْ إِلَى شَرٍ مَقِيل، إِنِي أَخافُ عَناءً لا راحَةَ بَعْدَهُ وَ تَوْبِيخاً لا عَفْوَ مَعَهُ.

"Biarkan aku capek sebentar, semoga nanti aku bisa rehat panjang. Wahai bunda, Sungguh aku akan berdiri sangat lama di hadapan Rabb Yang Maha Mulia. Namun aku tidak tahu, apakah aku ditempatkan pada naungan yang sejuk ataukah ke dalam kejelekan yang menghinakan. Aku takut akan kesengsaraan yang tidak berakhir dan penghinaan tanpa ampunan."

"Istirahatlah sebentar!" Kata ibunya.

"Apakah ketenangan yang aku cari? Apakah engkau bisa menjaminku?" Kata sang anak.

"Siapakah yang bisa menjamin?" Kata sang ibu.

"Biarkan aku Wahai ibu. Sungguh seolah-olah kelak engkau akan dikumpulkan di surga, sedangkan aku akan digiring ke neraka." 

Pada malam hari dia selalu membaca ayat:
فَوَ رَبِكَ لَنَسْأَلَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ، عَمّا كانُوا يَعْمَلُونَ
"Sungguh demi Rabbmu, Kami akan tanya mereka seluruhnya tentang perbuatan mereka."

Diapun merenungi ayat ini hingga menangis dan pingsan.

Lalu, ibunya mendatanginya dan memanggilnya. Namun, dia tidak menjawab.

"Wahai penyejuk mataku! Dimana kita akan bertemu?"

Diapun berkata dengan suara lirih, "Jika engkau tidak mendapati aku di persidangan hari kiamat kelak, maka tanyalah malaikat malik (penjaga neraka)."

Lalu, dia pun menghembuskan nafas terakhir.

Sang ibu pun merawat dan memandikan jenazahnya. Kemudian, dia keluar memanggil manusia, "Wahai orang-orang, ke sinilah untuk mensholatkan!"

Maka, manusia berdatangan. Belum pernah terlihat ada pelayat dan tangisan sebanyak di hari itu.

-kitab at tawwabiin-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar